Di musim penerimaan masuk perguruan tinggi pasca-ujian nasional (UN) seperti saat ini, para orang tua sebaiknya berhati-hati memilih bimbingan belajar (bimbel) yang mengiming-imingi putra-putrinya bisa mudah masuk perguruan tinggi negeri (PTN) dengan harga tinggi, tetapi memakai cara dan beragam modus penuh kecurangan.
Penyelidikan kami, banyak anak-anak bimbel bukan dilatih mengerjakan soal, tetapi gunakan alat-alat elektronik canggih.
Demikian pesan itu disampaikan langsung Rektor Universitas Indonesia (UI) Gumilar R Somantri terkait tertangkapnya seorang peserta ujian Seleksi Masuk UI (Simak UI) di SMAN 68, Salemba, Jakarta, Minggu (11/4/2010).
Gumilar mengatakan, banyak orang tua tergiur oleh bimbingan belajar yang “berani” menjamin seratus persen bisa meloloskan putra-putrinya masuk PTN, khususnya UI, asalkan bisa membayar dengan harga tinggi dan dengan cara-cara yang sangat instan.
Seperti diberitakan sebelumnya di Kompas.com, seorang peserta SIMAK UI tertangkap tangan membawa arloji minikomputer berisi lembar jawaban saat mengikuti tes SIMAK bidang studi IPA, di SMAN 68 Jakarta. Terdapat 60 jawaban pilihan ganda di dalam jam tangan tersebut.
“Ini bukan kejadian sekali dua kali. Penyelidikan kami, banyak anak-anak bimbel itu bukan semata dilatih mengerjakan soal, tapi malah dilatih menggunakan alat-alat elektronik canggih berisi jawaban-jawaban,” ujar Gumilar.
“Satu pesan kami, UI tidak pernah bekerjasama dengan lembaga bimbel manapun baik secara struktural maupun fungsional. Jadi, kalau ada bimbel yang mengatakan bekerjasama dengan UI, itu adalah bohong,” tegasnya.
0 comments:
Posting Komentar