Senin, 15 Desember 2008


Karena tidak ada kegiatan lagi, sambil menunggu jadwal keberangkatan kereta api ke Jakarta, siang itu sekitar jam satu, aku sempatkan mampir ke warnet dekat rumah. Biasalah, untuk mengecek email kantor, siapa tau ada pekerjaan ringan yang bisa dikerjakan saat itu juga.


Begitu masuk warnet berisi 12 komputer tersebut, sekitar 7 kursi sudah terisi. Saat menuju tempat paling ujung – ini tempat favoritku setiap ke warnet ini – aku melewati salah satu komputer yang berisi 3 remaja tanggung. Aku sempatkan menghampiri dan sambil bercanda aku berujar, “Laopo rek, ojok mbukak situs jorok ae!”


Dengan cengingisan mereka menjawab kompak, “Tenang Om, iki lagi nggolek data gawe sekolahan.” Dan, yang membuatku kaget adalah perkataan mereka selanjutnya, Om, sudah dengar belum, arek Pakis ada yang terlibat kasus foto porno lho. Anaknya Pak …. (sensor!) yang sekolah ndek SMA …. (sensor!) iku lho. Foto dewekan karo hp-ne dewe, tapi ketemon konco-koncone, yo sak iki tersebar luas wiiis…,” cerita anak-anak itu, dengan tanpa beban.


Aku hanya ketawa, tanpa memberi komentar langsung menuju komputer paling ujung. Sesungguhnya, dalam hati aku cukup prihatin sedih melihat “perkembangan” remaja seperti ini. Dulu, setiap ada kasus penyalahgunaan teknologi (baca: handphone) untuk mengabadikan hal-hal tak senonoh – sengaja ataupun tidak – oleh para remaja, abg (dan anak-anak sekolahan), hanya membatin, “Koq gitu ya pergaulan anak-anak di …….. (kota/daerah tempat anak-anak tersebut)”.


Tapi, kini kejadian itu menimpa anak-anak disekitarku, tetanggaku sendiri, yang aku tau keseharian mereka. Lebih tidak masuk nalar, Pak……… (sensor!) ayah dari gadis itu adalah guruku saat aku bersekolah di …… (sensor!). Sebegitu parahkah moralitas anak-anak jaman sekarang, sehingga dengan mudah dan tanpa malu-malu lagi mengabadikan dirinya tanpa penutup apa-apa di depan kamera?


Mungkin, kita – atau siapapun yang membaca tulisan ini – tidak ambil pusing, karena berfikir toh itu terjadi pada orang lain. Meski, sesungguhnya tanpa kita sadari bisa saja hal tersebut menimpa (dilakukan) orang-orang terdekat kita, apakah itu tetangga, adik, keponakan, kerabat ataupun anak-anak kita sendiri.


Intinya, kalau kita memang punya komitmen untuk “menghambat” laju kebebasan berekspresi (di depan kamera) yang kebablasan tersebut, sudah selayaknya memulai dari lingkungan sendiri, dengan memberikan pemahaman pada orang-orang terdekat betapa tidak terpujinya perbuatan tersebut (meski tujuannya untuk konsumsi sendiri). Ini bukan sekedar masalah teknologi yang disalahgunakan menjadi “jahat”, tetapi lebih pada kesadaran personal dan moralitas.


Setelah hampir satu jam setengah, saat aku mau meninggalkan warnet, aku sempatkan mendatangi sekumpulan remaja tadi, “Koen gak isin ta rek, foto telanjang koncomu tersebar nang endi-endi ngono iku?” Dan, lagi-lagi jawabannya mengejutkan, “Salahe dewe ta Om. Iku sik siji sing ketemon, arek-arek iku lho akeh sing seneng foto dewe koyok ngono iku, sangking ae durung ketemon.”


Nah lho.., gimana kalo sudah kayak gini ?


***


Catatan:

  • Beberapa petikan kalimat sengaja ditulis apa adanya dengan memakai bahasa daerah (lokal), tanpa diterjemahkan. Tujuannya agar tidak mengurangi esensi dan makna dari kalimat tersebut.
  • Tulisan ini tidak punya tendensi apapun pada siapapun, penulis hanya berusaha menyajikan realita yang ada saat ini.

Sabtu, 06 Desember 2008

Wisata Kuliner Lokal : PAKIS


Meski sudah terbiasa dengan corak ragam masakan jawa yang banyak dijajakan di Jakarta – mulai dari kaki lima, warung, resto sampai cafĂ© – nampaknya membuat lidah “Malang”ku belum juga bisa diajak kompromi menikmati sembarang masakan, jika ada kesempatan pulang kampung. Tetap memilih, tetap nyari, makanan apa yang menjadi ke-khas-an dari tanah kelahiran ini.


Hari Kamis kemarin (4 Nopember 2008) nampaknya adalah sebuah keberuntungan bagiku, sebab bisa memilih dengan leluasa menu sarapan pagi, saat berkunjung ke Pakis. Dari yang biasanya Nasi Pecel bungkus daun plus Peyek Kacang, kali ini aku ditawari keponakan untuk sarapan menu lain. Dari beberapa yang disodorkan, aku memilih gado-gado (memang sih, dari segi bumbu, ndak jauh beda dengan pecel ataupun rujak).


Wuuiiih.., begitu sarapan datang, ternyata gado-gadonya luar biasa dan lain dari biasanya. Sayurannya saja, sudah mulai “kebarat-baratan” karena disisipkan irisan wortel tipis memanjang dan buncis (biasanya kacang panjang), selain sayuran khas gado-gado Malang seperti kol dan ketimun, serta irisan tempe, emping mlinjo dan telur rebus.


Terus, yang membuat selera makan pagi bertambah, adalah bumbu gado-gado yang dibuat halus (perasaanku, ini bumbu pasti diblender), sehingga tidak seperti gado-gado lokal kebanyakan, yang bumbunya meski diuleg halus, masih tetap terasa butiran kecil-kecil dari kacang tanah. Ciri khas yang telihat jelas pada gado-gado Pakis ini adalah aroma (dan rasa) daun jeruk purut yang begitu kental, malah dibumbunya sengaja disertakan selembar daun jeruk purut utuh yang sudah matang.


Jujur saja, sarapan gado-gado Pakis (plus sepiring nasi dan krupuk) kemarin adalah salah satu makanan khas Malang terenak yang pernah aku temui. Dari informasi yang aku dapat, gado-gado ini seporsi hanya dihargai Rp. 3.500,- (sayuran dan bumbu dibungkus terpisah, sehingga kalau dibawa pulang agak jauhan/lamaan, sayur tidak cepat basi dan berair). Tetapi, kalau dimakan di tempat (warung), pasti kenikmatannya akan berlebih, sebab selain sayurannya yang masih hangat, bumbunya pun langsung dibuat saat dipesan.


Biar nggak penasaran, setelah aku telusuri asal-usulnya, gado-gado ini bisa didapat di Warung Mak Kaji, yang ada di seberang Pasar Pakis (kalau dari arah Malang, ada di kanan/selatan jalan). Persisnya, ada di sebelah Alfamart. Selain gado-gado, racikan masakan yang tersedia (dan jadi andalan) di warung milik Mak Kaji Sitin ini – buka setiap hari, pagi sampai sore – adalah Soto Rujak (walaaah… makanan apa lagi ini?). Pokoknya, bagi yang suka berburu tempat kuliner lokal Malangan, kalo nggak mampir ke tempat ini, rugi besaaar…!

***


Catatan:

Bagi teman-teman yang punya kenangan atau tempat-tempat (boleh warung, angkringan, restoran, rumah makan, ataupun warung tenda) jajan/makanan enak dan merasa patut direkomendasikan ke teman-teman pembaca blog ini, silahkan kirimkan tulisan + foto pendukung ke: smantumpang@gmail.com (Syarat pastinya: Obyek harus berada di wilayah Malang Raya ; lebih bagus lagi kalo di seputaran Tumpang, Poncokusumo, Jabung & Pakis).


Labels

Alumni (21) Amerika Serikat (1) Angkatan 1995 (1) Anti Korupsi (1) Arab Saudi (1) Arema Malang (1) Artikel (8) ASEAN (1) ay kusnadi (1) Ayusta (1) Bahasa (2) Balitjestro 2008 (1) Bandung (1) Bank Mandiri (1) Bantuan Operasional Sekolah (1) barongan (1) Basketball (1) bca (1) Beasiswa (19) Berita (3) berita duka (1) BHMN (1) Bimbel (1) Biodiversity (1) Bisnis (1) bisnis online (1) Blog (5) bondan winarno (1) BOS (3) Buku (1) Buku Paket (1) Bulan Bahasa (1) Bullying (1) Bursa Kerja (1) Candi Kidal (1) Class Meeting (1) Dee (1) dollar gratis (1) Dumpul (1) dunia maya (1) Ekstrakurikuler (5) Facebook (2) Fair Play (1) Fisika (1) Friendster (1) Futsal (1) gado gado (1) Global Warming (1) Google (1) Gunung Tabor (1) Guru (10) Gus Dur (1) HUT ke-30 (1) IKAPALA (1) imam gozali (1) Inggris (1) Inspirasi (1) Internet (1) IPB (1) Iptek (3) Istana Negara (2) ITB (1) Jabodetabek (1) Jambi (1) Jawa Timur (4) Jepang (1) jerman (3) Jeru (1) Jilu (1) Jombang (1) Jusuf Kalla (1) Kabupaten Malang (4) kampus (1) karir.com (1) Kegiatan (1) Kelas A4 (1) Kelas XII (1) Kemendikbud (3) Kemendiknas (1) Kemneterian Pendidikan dan Kebudayaan (1) Kepala Sekolah (1) Kesehatan (3) KH. Abdurrahman Wahid (1) Kiat Jitu (1) Komik (1) Komunitas (1) kosmetika (1) Kota Batu (1) Kota Malang (5) Kuliah (1) kuliner (1) kusti (2) launching (1) Lingkungan (1) LIPI (1) Lowongan (1) Lulusan 2008 (1) M. Nuh (1) Mahasiswa (2) Mahasiswa Baru (2) Mahkamah Konstitusi (1) maknyus (1) Malang (3) Malang Raya (1) Malangsuko (1) Malaysia (1) Matematika (1) Mendiknas (1) Mendit (1) Menkominfo (1) Menulis (2) Menulis Ilmiah (1) Minat Baca (1) Motto Kelas (1) nDangdut (1) Nostalgia (2) Otonomi Daerah (1) Pahlawan Nasional (1) pak temun (1) Pancasila (1) panggung terbuka (1) Pelajar (1) Pelajaran (1) Pemerintah (1) Pendidikan (11) Pendidikan Nasional (6) Penelitian Ilmiah Remaja (2) Perbankan (1) Perguruan Tinggi (3) Perguruan Tinggi Swasta (2) Permen Karet (1) Pertamina (2) Pilkada (1) PMP (1) PMR (1) Pornografi (1) pramuka (2) Precet (1) Profil (2) PTN (3) PTS (1) Redaksi (1) remaja (2) reuni (5) Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (3) Riset (1) RSBI (4) Rujak Cingur (1) S-1 (1) S1 (1) S2 (1) S3 (1) Sains (1) Sarjana (1) SBI (1) SD (5) Sejarah (3) Sekolah Hijau (1) Sepakbola (2) sepeda (1) Situs (1) SMA (17) SMA Kebon Tebu (1) SMAN 1 Malang (1) sman tumpang (3) SMANETA (10) Smansa (1) SMK (1) SMKN Turen (1) SMP (4) SNMPTN (2) SNMPTN Online (1) soeharto (1) STT Telkom (1) sugeng hadiono (1) Sukoanyar (1) Surabaya (1) Tahun 2013 (1) Tahun Baru (1) Taiwan (1) Tawuran (1) teknologi (3) Tes Online (1) Tips (5) Tomik HS (1) Trik (1) Try Out Online (1) Tulus Ayu (1) Tumpang (2) UAN (2) UASBN (1) UGM (2) UI (1) Ujian (2) Ujian Akhir Nasional (1) Ujian Nasional (5) Ujian Nasional 2010 (1) Ujian Nasional 2011 (1) Ujian Nasional 2012 (1) UM (1) UMB (1) UN (7) UN 2010 (5) UN 2012 (1) Universitas (1) Universitas Brawijaya (1) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (1) Universitas Paramadina (1) UNS Solo (1) Virus (1) wafat (1) Wakil Gubernur (1) website (2) Wendit Water park (1) Wisata (2) wisnuwardhana-narasinghamurti (1) www.smantumpang.com (1)
Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!