70 % dari 1.054 siswa SD dari 7 sekolah yang di wilayah Kabupaten Malang, mengalami gangguan pendengaran. Akibatnya, gangguan itu berdampak pada proses belajar mengajar.
Hal ini terungkap saat dilakukan Kampanye Gizi yang diselengarakan oleh perusahaan swasta di SDN Kidal Tumpang, Kamis (25/3/2010).
Selain mengalami gangguan pendengaran, ratusan siswa tersebut juga mengalami kondisi gigi yang buruk, hingga harus dilakukan penanganan serius oleh tim dokter.
"Sekitar tujuh puluh persen dari ribuan siswa yang ikut tes kesehatan ini mengalami gangguan pendengaran dan gigi berlubang," kata dr Farah Ayu, salah seorang tenaga medis yang melakukan tes gizi kepada para siswa.
Menurut Farah, gangguan pendengaran yang dialami para siswa disebabkan karena seringkali membersihkan telinga dengan alat bantu. Selain itu juga, lubang telinga dalam kondisi kotor.
"Kalau infeksi masih belum, tapi banyak lubang telinga dalam kondisi kotor. Serta anak-anak kebanyakan membersihkan telingan dengan alat bantu," tutur wanita berjilbab ini.
Sebanyak 1.054 siswa sekolah dasar itu merupakan siswa dari SDN Kidal, SDN Pulungdowo I dan II, SDN Kambingan, SDN Ngingit I dan II, serta Madrasah Ibtida'iyah (MI) Sholeh Yusuf.
Setelah menjalani tes kesehatan yang dimulai dari mata, mulut, telinga, serta gigi, seluruh siswa langsung diberikan obat cacing, penambah darah, serta vitamin A.
"Kami berikan obat cacing, penambah darah serta vitamin A, karena kondisi usia seperti anak-anak ini yakni antara 7 tahun hingga 12 tahun sangat memerlukan tambahan obat seperti itu," tegas Farah.
***
sumber: surabaya.detik.com
0 comments:
Posting Komentar