Menarik juga mengikuti diskusi hangat di milist smantumpang@yahoogroups.com dalam 2 hari terakhir. Berawal dari kiriman sebuah foto “terbaru” dari kunjungan alumni ke sekolah akhir tahun lalu, yang menggambarkan salah satu ruang kelas dengan tembok bercat hijau muda.
Kusti Ariyah misalnya, alumni SMAN Tumpang (dan juga IPB) yang saat ini bermukim di Jerman tersebut membuka pembicaraan – dalam email yang bersubjek : Kelas Cat Ijo –nDangdut ? – dengan komentar yang sedikit retoris, “… Ono sing menarik karo ruang kelas (yang nampak dalam foto, red), yoiku cat-e sing ijo royo-royo. Lha opo gak tambah adhem kelas-e, opo maneh sing ndhik isore barongan (nek isik ono lho barongan-e). Opo kabeh cat-e koyok ngono ? Gak tambah marakno ngantuk tah ?”
Kusti Ariyah misalnya, alumni SMAN Tumpang (dan juga IPB) yang saat ini bermukim di Jerman tersebut membuka pembicaraan – dalam email yang bersubjek : Kelas Cat Ijo –nDangdut ? – dengan komentar yang sedikit retoris, “… Ono sing menarik karo ruang kelas (yang nampak dalam foto, red), yoiku cat-e sing ijo royo-royo. Lha opo gak tambah adhem kelas-e, opo maneh sing ndhik isore barongan (nek isik ono lho barongan-e). Opo kabeh cat-e koyok ngono ? Gak tambah marakno ngantuk tah ?”
Belum lagi pertanyaan Kusti terjawab, Ayusta Cakra Iswara, alumni lulusan tahun 1988 yang mengalami masa-masa awal menempati gedung sekolah di “kebon tebu” ini menegaskan, “Sayang ora difoto kabeh. Saiki cat kelas-e warna-warni ono sing merah, hijau, kuning koyok play group pendek’e. Emang saiki trend-e koyok ngono tah ?” Dan Yusta, yang memang mengambil foto ruang kelas tersebut menambahkan, ”Emang sa’iki kelase nyentrik-nyentrik. Ono salah siji kelas sing ndek nisor, nek tak delok koyok kampanye salah satu partai politik. Wah ternyata era kebebasan saiki wis mlebu nang sekolah.”
Ungkapan Kusti dan Ayusta bisa jadi ada benarnya. Setidaknya pilihan warna untuk sebuah kelas tidak lagi didasarkan pada kebijakan sekolah dengan memperhitungkan efek psikologis siswa saat belajar, disamping apa sebenarnya fungsi ruang kelas itu sendiri. Entah benar atau tidak, yang kini nampak hanya unsur warna “kesukaan” penghuni kelas, trend ataupun segi estetika sepihak belaka. Kemungkinan besar, itulah yang menjadi alasan utama pemilihan warna cat ruang kelas. Belum lagi tambahan pernak-pernik hiasan ruang kelas yang terkesan “meriah” menjadikan siapapun yang melihat akan membayangkan sebuah ruang untuk pesta ulang tahun.
Tanpa bermaksud memberi vonis bahwa ini suatu fenomena yang cenderung negatif – dilihat dari sisi dunia pendidikan – apa yang diungkap Diah Mustophani, bisa menjadi pembanding. “Hehehe, hiyo bener, koq kelase dadi semarak penuh warna ngono yo ? Jamanku biyen ditempeli gambar rodok nyentrik sithik ae wis dihukum sak kelas. Tentang kelas, yo gpp-lah, its okay ae. Itu kan namanya kebebasan berekspresi,” ungkap alumni yang kini bekerja di Jombang.
Ya, bisa jadi ini sebuah bentuk ekspresi jiwa para remaja. Tetapi, kalau terlalu “diumbar” apa tidak menjadi kebablasan ?
Ungkapan Kusti dan Ayusta bisa jadi ada benarnya. Setidaknya pilihan warna untuk sebuah kelas tidak lagi didasarkan pada kebijakan sekolah dengan memperhitungkan efek psikologis siswa saat belajar, disamping apa sebenarnya fungsi ruang kelas itu sendiri. Entah benar atau tidak, yang kini nampak hanya unsur warna “kesukaan” penghuni kelas, trend ataupun segi estetika sepihak belaka. Kemungkinan besar, itulah yang menjadi alasan utama pemilihan warna cat ruang kelas. Belum lagi tambahan pernak-pernik hiasan ruang kelas yang terkesan “meriah” menjadikan siapapun yang melihat akan membayangkan sebuah ruang untuk pesta ulang tahun.
Tanpa bermaksud memberi vonis bahwa ini suatu fenomena yang cenderung negatif – dilihat dari sisi dunia pendidikan – apa yang diungkap Diah Mustophani, bisa menjadi pembanding. “Hehehe, hiyo bener, koq kelase dadi semarak penuh warna ngono yo ? Jamanku biyen ditempeli gambar rodok nyentrik sithik ae wis dihukum sak kelas. Tentang kelas, yo gpp-lah, its okay ae. Itu kan namanya kebebasan berekspresi,” ungkap alumni yang kini bekerja di Jombang.
Ya, bisa jadi ini sebuah bentuk ekspresi jiwa para remaja. Tetapi, kalau terlalu “diumbar” apa tidak menjadi kebablasan ?
1 comments:
Raja slot
slot deposit pulsa tanpa potongan
slot gacor 2024
Posting Komentar