Indonesia memiliki 746 bahasa
lokal yang kemudian digunakan sebagai sarana komunikasi di daerah. Bahasa lokal
itu menjadi identitas budaya lokal sekaligus bangsa Indonesia. Dengan berkonsep
Bhineka Tunggal Eka, beragam tetapi untuk satu, bahasa lokal pun mampu
mencerminkan cara pikir dan pandang masyarakat Indonesia.
Kepala Bidang Pengkajian Bahasa dan Sastra
Indonesia, Badan Pengembangan & Pembinaan Bahasa, Kemdikbud, Mu'jizah
mengatakan, semakin banyak anak Indonesia memiliki kemampuan berbahasa lokal,
semakin unggul pula kecerdasannya.
"Perbedaan paling mencolok adalah soal
pergaulan. Dalam kondisi tertentu, anak yang memiliki kemampuan bahasa lokal,
ia semakin mudah bergaul dengan komunitasnya. Misal ketika anak pulang ke
kampung halaman orangtuanya, ia mudah masuk ke dalam dan berkomunikasi.
Bertukar pikiran," ujarnya dalam seminar Festival Taman Bacaan Masyarakat
di Kemdikbu, Jakarta, Kamis (1/11/2012).
Mu'jizah juga menambahkan, selain mampu
berkomunikasi dengan sesama warga lokal, anak yang memiliki kemampuan bahasa
berikut aksara daerahnya akan lebih unggul dalam menerima khazanah bahasa.
"Wawasan dan pengetahuan anak pasti lebih
unggul dibandingkan dengan anak yang kemampuan bahasanya terbatas. Mereka bisa
belajar banyak khazanah budaya dan bangsa, dari cerita, bahan industri kreatif,
maupun seni pertunjukan yang difahaminya. Kekuatan lokal itu menunjang
kecerdasan berfikir anak," katanya lagi.
Namun, Mu'jizah berpendapat, kekayaan bahasa yang
dimiliki, bukan dalam rangka mengedepankan ego. Justru kebhinekaan tersebut
menjadi mozaik yang memperindah bahasa Indonesia. Keberagamanan tersebut tetap
dalam kekerabatan Bahasa Indonesia.
Membahas soal peran perempuan dalam literasi lokal
dalam konteks bahasa ibu, Mujizah menyampaikan perempuan juga memiliki peran
mengembangkan bahasa di ranah domestik (rumah) sebagai ibu, perempuan dapat
mengasah dengan nyanyian daerah, atau permainan teka teki berbahasa lokal,
mengasihi perkembangan anak secara terus menerus. Mengasuh pembentukan karakter
anak menjadi anak yang baik dan berguna.
"Selain ibu dan orangtua, peran Taman Bacaan
Masyarakat di daerah menjadi kekuatan besar yang bisa mengangkat itu. Tadi
Wamendikbud, Musliar Kasim, mengatakan berbahasa lokal bersama-sama dapat
menjadikan identitas lokal. Meski demikian, momentum 28 Oktober juga merupakan
gagasan besar, untuk menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia,"
ujarnya lagi.
Di badan bahasa, sebut Mu'jizah ada semacam
pemetaan bahasa lokal, misal di suatu daerah dipelajari satu bahasa lokal yang
direkam, ditelaah dialeknya, lalu dituliskan kosakata bahasanya hingga menambah
satu lagi kekayaan bahasa, dan setelah itu dibukukan, dan diajarkan kembali
kepada anak-anak.
"Jadi dalam ilmu linguistik, bahasa yang
pertama kali diperkenalkan kepada anak, itu yang disebut bahasa ibu. Bahasa ini
selain menjadi kekayaan nasional, dapat menjadi identitas dan sarana komunikasi
di daerah yang tidak kalah penting dari bahasa asing lainnya," tambahnya
lagi.
***
sumber: republika.co.id
0 comments:
Posting Komentar