Tiba-tiba sebuah pertanyaan menggelayut dibenak, saat membaca email dari Dian (yang aku sendiri kurang tau, ini ditulis setelah pertemuan Cijantung atau malam sebelum pertemuan, cieeee….). Pertanyaan itu, benarkah kita (utamanya : aku!) sudah memberikan “penghargaan” yang layak pada teman-teman sepermainan dulu ? Pada teman-teman yang menjadi bagian duka dan tawa saat sekolah dulu ? Juga, pada teman-teman yang selalu menjadi bagian (baca : men-support) atas keberhasilan yang dicapai pada saat sekolah dulu ? Memang, kalau dibaca sekilas, tulisan Dian hanya sebagai bentuk rasa “kangen” pada keceriaan masa lalu, atau hanya sekedar sebuah romantisme yang selalu terkenang ketika kita sudah “tidak menjalani” masa-masa itu.
Tapi, ada satu “benang merah” yang patut diurai dari tulisan Dian – lengkapnya : Dian Eka Anggraeni, Alumni 97 – bahwa tanpa kita sadari, ternyata banyak teman yang menganggap kita begitu “berarti” walau kita sendiri tanpa pernah (mau) menyadari hal itu. Banyak teman yang merasa sangat beruntung bersahabat dengan kita, tetapi kita kadang mengabaikan begitu saja perhargaan tersebut. Intinya, tulisan Dian bisa menjadi penyadaran bagi kita semua, bahwa sebuah persahabatan, sebuah pertemanan, akan menjadi begitu bermakna dan kekal jika diantara kita bisa “menghargai” bentuk-bentuk pertemanan itu sendiri.
Tapi, ada satu “benang merah” yang patut diurai dari tulisan Dian – lengkapnya : Dian Eka Anggraeni, Alumni 97 – bahwa tanpa kita sadari, ternyata banyak teman yang menganggap kita begitu “berarti” walau kita sendiri tanpa pernah (mau) menyadari hal itu. Banyak teman yang merasa sangat beruntung bersahabat dengan kita, tetapi kita kadang mengabaikan begitu saja perhargaan tersebut. Intinya, tulisan Dian bisa menjadi penyadaran bagi kita semua, bahwa sebuah persahabatan, sebuah pertemanan, akan menjadi begitu bermakna dan kekal jika diantara kita bisa “menghargai” bentuk-bentuk pertemanan itu sendiri.
***
Inilah tulisan DIAN selengkapnya :
Kayaknya kalo inget es-em-a, aku bukan seleb kayak Mas Heppy 95 -- anak fisika yang encer otaknya -- atau Slank (Ninik 97, IPA-1) yang super duper gaul, atau Anenk (Setyo Puguh 97, IPA-1) yang encer dan jago basket dan banyak adik kelas yang kesengsem, atau Ragil 95, anak Fisika yang cute dan cool yang juga jadi ketua OSIS (kabarnya udah jadi PNS, betul nggak Mas Prie ?).
Atau, anak-anak IKAPALA yg kumuh *ngacir-takut-ditimpukin* tapi banyak cewek yang naksir hihihi… (kalo ini karena apa ya ?), padahal mereka jarang mandi *ngacir-lagi* atau Mbak Yustina Tri yang terkenal dengan panggilan Tri atau Temi untuk anak I-1 di angkatannya, yang suaranya kayak Withney Huston. Dan banyak lagi temen-temen yang berprestasi yg nggak bisa disebutkan satu-satu.
Mungkin nih... kalo ada yang tanya (kalo ada lho ya....) kenal DIAN angkatan 97 nggak ? Pasti jawabannya "Enggaaaaaaaaaaaaak !!” atau Dian yg mana ya ? hahaha… yang ini nggak penting banget. (Tambahan : Kemarin aku juga sempat bilang gitu sama Ninik Slank, “Dian siapa sih Nik ? Emang di milist ada yang namanya Dian ?” Aduuuh…, maaf lho Dian, ini benar-benar kalimat “kecelakaan” yang muncul tanpa disadari, padahal aku kan sering baca nama Dian Lutfi, Cuma Dian-nya saja yang jarang nulis di milist, ihiiiks.. jadi sedih niiih… ; prie999).
Tidak ada sesuatu dalam diriku yang patut jadi kenangan buat mereka teman2ku, tapi mereka adalah kenangan terindah yang aku miliki semasa es-em-a yang hingga kini masih rela menjadi sahabatku, dengan segala kekurangan dan kelemahanku. Terima kasih temans...atas kenangan terindah itu !
*Dedicated for (Slank, Anenk, Vita, Niken, Ima, Ike, Satu 1, Dua De, IPA-2, dan yang tidak bisa disebutkan satu persatu)*.
Dian Eka Anggraini
IPA 2-97
5 comments:
Bukan...bukan karena reuni lho mas saya nulis ini, betul kata penjenengan kita jarang menyadari bahwa ada banyak org2 yg berjasa kepada kita hingga kita bisa menjadi seperti sekarang ini (meskipun saya juga nggak menjadi apa2 just house wife all the time).
sekali lagi terima kasih untuk para sahabatku :-)
Bukan...bukan karena reuni lho mas saya nulis ini, betul kata penjenengan kita jarang menyadari bahwa ada banyak org2 yg berjasa kepada kita hingga kita bisa menjadi seperti sekarang ini (meskipun saya juga nggak menjadi apa2 just house wife all the time).
sekali lagi terima kasih untuk para sahabatku :-)
Waduh.. Sopo iku IKAPALA sing ga tau adus ? Aku adus kok, masio rodo jarang kan adus.. hieheihie...
wah jgn sedih mbak, gak semua lupa datheng panjenengan, buktinya aku eling tapi sorry aku ga bisa aktif di milis, tempat kerjaku ga online internet dan ga bisa sering ke warnet salam aja buat yg kenal and salm kenal buat yg ga kenal
agung prakoso w IPA2 98
Asri mau ikut cuap-cuap
Mungkin banyak yang ga kenal aku, asri,dari Wajak city, dulu kelas Bahasa lulus tahun 98....
Benar mungkin ga terkenal, tapi kalau kelas bahasa mungkin terkenal, kelas pojok, sempit, kecil, lembab, dekat masjid, tapi penug dengan kenagan indah, karena kita bisa main intip-intipan sama anak IPA 1 dan IPA 2, he..heehe
Karena cuma itu hiburannya...
Wah seneng banget waktu buka-buka internet ketemu smun tumpang, akhirnya ada juga....Oya buat temen-teman seangkatan salam dari Surabaya....
Posting Komentar