Minggu, 24 Desember 2006
Rabu, 13 Desember 2006
Penulis jadi teringat saat kelas 1 bersama 8 teman lainnya : Nawi, Cemot, Aan, Amin, Gowang, Wanti, Mincu & Sofi, pernah dihukum nulis tata tertib sekolah di buku tulis sebanyak 100 (seratus) kali dan membacanya muter lapangan tengah sekolah (sekarang jadi bangunan baru/aula) di bawah panas terik pada keesokan harinya, gara-gara pulang sebelum waktunya & ‘mrobos pagar lagi’. Dulu pagarnya masih kawat berduri yang dengan mudahnya dibuka, bahkan oleh teman-teman cewek. Sekarang…. gak bisa bung…! Pagar SMA-ku begitu kokoh yang mustahil dibrobos, dilompati or ditembus oleh maling apalagi desertir2 kecil amatiran kayak kami-kami dulu.
Dasar nakalnya anak-anak saat itu, disuruh nulis tata tertib sekolah 100 kali, yang ditulis dengan benar paling cuman di bawah 10, soalnya yang lain merupakan tindasan pake karbon bolak balik rangkap 4. Yang berarti sekali nulis untuk 8 tata tertib: 1 asli, 3 salinan bisa dibaca langsung sedang 4 salinan lainnya hanya bisa dibaca dengan cermin, karena tulisannya terbalik he..he.. maaf pak guru….
Makanya dengan semakin bertambahnya umur SMA kita semua, penulis berharap desertir-desertir kecil sudah tidak ada lagi, namun berganti munculnya inovator-inovator baru yang (nantinya akan) semakin menambah majunya SMA yang kita cintai.
Minggu kemarin, penulis sempatkan buat melihat-lihat jalanan & kondisi SMA Negeri Tumpang yang sekarang sudah disebut SMU Negeri 1 Tumpang… (penulis masih bingung karena SMU 2-nya belum tau dimana ? Atau, karena kuper aja paling ya….)
Seperti kata teman2 di milist, sekolah kita banyak sekali berubah mulai dari tata letak ruangan, adanya bangunan baru, situasi sekitar dan lain-lain. Penulis ingat dulu ada warung pangsit & bakso di depan sekolah dekat dengan kantor Bina Marga tempat mangkalnya murid-murid saat istirahat, sekarang sudah berganti dengan BTS salah satu operator telepon seluler (punya XL paling ya…!? .... salah or bener klarifikasi ya …).
Mungkin ada benarnya juga, biar murid-murid nggak keluar sekolah saat istirahat & adanya BTS bisa meningkatkan layanan komunikasi di antara guru, pengurus sekolah, murid2 dan orang-orang lain yang berkepentingan.
Namun ada yang patut disayangkan karena papan nama eskul yang jadi kebanggaan anggotanya masih banyak yang belum terpampang, padahal penulis yakin kalau saat ini eskul-nya tentu lebih banyak daripada saat penulis sekolah dulu. Juga dengan WITA (Mas Prie sebagai motornya di awal-awal berdirinya …. prihatin Mas kalo lihat foto ruang redaksinya …)
Beberapa gambar berikut mungkin bisa menjadi kenangan bagi teman-teman sekalian, pembaca ataupun members milist SMAN TUMPANG dan juga orang lain yang concern dengan kemajuan SMU Negeri Tumpang Kabupaten Malang, supaya tidak lagi dikenal sebagai SMU di tengah kebon tebu.
-(Ayusta, alumni 1988)-
Rabu, 06 Desember 2006
Kalau ditarik garis sejarah ke belakang, sejak re-launching Agustus 2003 (sebelumnya milist bernama SMUN Tumpang, sekarang menjadi SMAN Tumpang), member yang tergabung sampai akhir Oktober 2006 adalah 62 alumni, dan di akhir Nopember 2006 menjadi 67 alumni. Inipun masih ditambah yang bouncing 23 alamat email, dan yang keluar masuk tiap bulan -- biasanya menjadi anggota untuk menawarkan bisnis online, apalagi milist kita bersifat unmoderated -- sekitar 2 sampai 3 orang. Artinya, sebuah ironi kalau dari 9.000-an lebih alumni SMAN Tumpang, yang mau bersusah-susah bergabung dengan milist hanya 0,69% saja !
Memang, faktor kurang terpublikasikannya milist -- disamping juga belum disosialisasikan dengan maksimal -- membuat banyak alumni tidak tau kalau ada milist khusus alumni sebuah SMA Negeri yang berlokasi nun jauh di sebelah timur kota Malang sana. Mudah-mudahan dengan (mulai) bergabungnya rekan Bambang, Wahyu, Puji dan juga Kusti (mudah-mudahan disusul dengan alumni yang lainnya) bisa membuat milist semakin ramai dalam arti yang sebenarnya, yaitu (minimal bisa menjadi) wadah komunikasi antar alumni SMA Negeri Tumpang.
Dan sudah selayaknya ucapan terima kasih ditujukan kepada “duo” Hasan Taufig dan Irvan Nasrun yang mempelopori berdirinya milist -- yang jauh sebelumnya rekan Taufig juga sudah membuka “kelas baru” SMAN Tumpang di Komunitas Sekolah Indonesia, Plasa dot Com -- dan upaya-upaya untuk mensosialisasikan kembali milist yang dilakukan Niniek “SLANK” Indayati dan Hasan “DE TOVIKO” Taufig dengan bergerilya melalui buku tamu Komunitas Friendster.
Rabu, 29 November 2006
Dasar munculnya pertanyaan macam ini cukup logis, di berbagai komunitas sekolah di internet maupun milist dengan spesifikasi Malang Raya misalnya, tidak banyak (baca : dikiiit bangeet!) yang ngaku lulusan SMAN Tumpang. Lantas, apa pembuktiannya ?
***
* Ada fakta lain enggak, yang mendukung “kesimpulan” diatas ?
Penelitian langsung di lapangan belum. Tapi, milist SMAN Tumpang (sebelumnya malah SMUN Tumpang namanya) yang usianya hampir 4 tahun, membernya belum bisa dikatakan banyak. Trus, dari sisi eksternalnya, kabarnya 2 warnet yang ada di Tumpang dalam 3 tahun terakhir juga gulung tikar, karena sepi peminat. Ini tanda-tanda awal bahwa "Tumpang" belum familiar dengan dunia TI.
* Itu mah udah biasa. Ada lagi enggak ?
Di Komunitas Sekolah Indonesia (KSI) Plasa.com hampir 6 tahun terakhir tak ada tambahan alumni untuk SMAN Tumpang (terhitung sejak Tovik "memulai" membuka kelas baru di KSI). Di SmaNet.com alumni SMAN Tumpang kayaknya cuma aku sendiri yang tercantum. Dan di Friendster, hanya sekitar 25 orang (ini laporan terakhir dari Niniek, red) yang ngaku alumni SMAN Tumpang. Data yang lainnya, di milist Aremania (Arema 1, Arema, Muslim Arema, dll) hanya sekitar 4 orang yang berstatus alumni SMAN Tumpang. Yang aneh lagi, kalau kita buka Google dan mencari “alumni smantumpang” ataupun yang berhubungan dengan sekolah kita, Cak Google sampai nangis-nangis karena tak bisa menemukan. Puas ?
* Belum sepenuhnya puas sih. Tapi, ngomong-ngomong maksud dan tujuannya apa nih ?
Nggak ada, cuma miris aja ngelihatnya. Gimana almamater kita bisa dikenal masyarakat luas kalau alumni-nya banyak yang gaptek (nggak semua sih, hiehiehie…). Gimana para alumni bisa “bersaing” dengan lulusan sekolah lain kalau hal yang simpel (baca : Teknologi Informasi) saja belum dikuasai ? Gimana mau berkomunikasi dan tukar informasi sesama alumni, jika email dan internet tidak pernah disentuh.
* Sumpeh Lo ?
Lho, kalau aku nggak serius, ngapain sampai nulis di Blog ini segala ? Lagian ngapain sih nanya-nanya mulu, cepet sono gih ajak semua teman-teman alumni gabung sama milist, udah itu nulis apa aja untuk dikirim ke blog alumni, trus jangan lupa ngunjungi situs friendster biar gaul, daftar ke blogger biar bisa nulis diary (ato setidaknya punya mini web sendiri), jangan lupa juga sesering mungkin berkoresponden dengan sesama alumni via email, buat apa punya email disana-sini tapi nggak pernah dipakai ?
Kamis, 23 November 2006
Dari 2 kasus diatas, bisa diambil kesimpulan bahwa siapapun yang pernah sekolah dan lulus dari SMAN Tumpang, berhak menyandang gelar ALUMNI. Tetapi sebaliknya, setiap kegiatan apapun yang dilakukan baik oleh perseorangan (maupun berkelompok dengan sesama alumni) tentu tidak dapat dikatakan sebagai -- dan mengatasnamakan -- Alumni SMAN Tumpang. Karena, sejak SMAN Tumpang berdiri di tahun 70-an, sudah puluhan ribu alumni yang dihasilkan, yang tidak semua bisa menerima aktivitas yang dilakukan alumni lain. Ada ketidak-relaan ketika “kepentingannya” tidak terakomodir.
Akan menjadi lain permasalahannya, jika seluruh alumni yang ada -- baik diundang langsung, lewat edaran di media massa, atau pemberitahuan lisan -- dikumpulkan dalam satu wadah resmi, yang keberadaannya diakui secara de facto maupun de jure oleh para alumni, pihak sekolah, maupun instansi terkait (yang mengurusi perizinan organisasi sosial/kemasyarakatan). Konkritnya, perlu dibentuk semacam Ikatan Alumni SMA Negeri Tumpang, yang mempunyai struktur organisasi dan kepengurusan jelas, serta AD/ART yang qualified. Artinya, Ikatan Alumni yang bisa mensinergikan dan memberdayakan semua komponen yang ada, bukan sekedar menjadi Panitia Reuni (seperti yang sudah-sudah) semata. Tidak terlalu sulit, tetapi juga perlu kesadaran dan pengorbanan untuk bisa mewujudkannya.
Sudah waktunya kita tidak hanya bisa “teriak” dan jago “membuat konsep” semata. Bukti nyata dengan turun langsung, adalah bakti nyata yang harus kita tunjukkan pada siapapun yang selalu sinis dan apatis pada kita. Seperti salah satu hasil diskusi di POCI Cijantung beberapa hari silam : Pada dasarnya Alumni SMAN Tumpang di Jabodetabek tidak berambisi -- apalagi sampai “kemaruk” -- untuk menjadi pengurus ataupun “pahlawan kesiangan” dalam hal ini. Kita hanya peduli dan tidak ingin jadi penonton terus-menerus. Jadi, kalau kita tak sabar dan sekarang langsung “menyingsingkan lengan” lebih dulu untuk mulai bekerja, kenapa harus dicibir dan DICURIGAI ?
*** Sebagai (bahan) Renungan :
Mestinya kita mulai (berfikir untuk) bersatu, mewujudkan Ikatan Alumni sekolah kita yang belum pernah terwujud. Kenapa kita harus malu dan (lebih) mementikan ego kita masing-masing ?
Selasa, 21 November 2006
Yang pasti, sosok Elly -- lengkapnya Ely Kristiana Farida, alumni 1993/IPS -- cukup berperan besar dalam meramaikan milist SMAN Tumpang selama ini. Disela-sela vakumnya anggota milist mengirim email, Elly menjadi “penyelamat” dengan mengirim artikel-artikel yang (kadang) mengagetkan. Entah tulisan tentang motivasi, tips-tips kesehatan, berita terkini, sampai hal-hal yang nyeleneh. Jujur saja, Elly cukup mahir memilih topik yang akan dlempar ke milist. Yang patut diacungi jempol, Elly tak pernah “jera” mengirim artikel, walau sebagian besar tak pernah direspon oleh member lainnya (hehehe… kadang kita memang lebih asyik membaca, daripada disuruh nulis, walau sekedar basa-basi mengomentari tulisan/email member lain).
Dari sisi humanisnya, Elly termasuk “beruntung” mendapatkan pasangan dari luar negeri (aku dulu juga bercita-cita punya istri bule lho, Ell. Ngebayanginnya koq hebat banget gitu lho, apalagi kalo pas diajak lebaran ke kampung…. Pasti jadi pusat perhatian !). Dari cerita dan tulisan yang sempat aku baca, Elly bersuamikan pria Korea Selatan. Dan ini diperkuat lagi dengan cerita/tulisan Elly yang “mengedepankan” masalah ginseng (hehehe… gak onok hubungane yo ?), selain didukung foto-foto Elly yang bernuasa dan berpanorama Korea. Ini membuktikan, seperti kata paribasan : dunia memang tak selebar daun kelor. Lha wong arek Tumpang iku lho, koq iso oleh bojo wong Korea. Padahal Korea iku lak adoh se ? (mesti iki wong Korea-ne sing “blakrakan” nang Indonesia, hiehiehie…).
Wis.. wis.., masalah “sejarahe” wong Korea, Elly biar cerita sendiri. Itung-itung sebagai Hak Jawab Elly, kalau dirasa tulisan ini terlalu tendensius dan berat sebelah (ngalah-ngalahi infotainment ae, rek !). Pokok’e, menurutku Elly -- yang tergabung dalam Trio Kwek Kwek bersama Diah dan Rina -- adalah salah satu “roh” yang bisa menghidupkan suasana milist menjadi segar. Meski akhir-akhir ini jarang tampil, dan kalah pamor sama Diah dan Arie (juga Cak Herry dan Niniek). Dan untuk mereka yang sempat jalan-jalan ke Korea Selatan, tak ada salahnya mampir ke : Shinwol 1 Dong 126-44 Yanchungu, Seoul ; siapa tau mendapat suguhan ginseng asli ????
Jumat, 17 November 2006
Karena undangan yang “disebar” di milist tertulis pukul 11.00 wib, maka aku baru masuk kamar mandi jam 9.50 menit (giliran terakhir, setelah Bu Sugeng & 2 Sugeng Yunior, hehehe…). Baru sempat gosok gigi, ngelepas baju dan ngguyur badan 4 gayung, eeeeh… kamar mandi digedor “Bu Sugeng” dengan disertai teriakan, “Yaaah.., ada telpon dari Bapak Herry Depok..!” Waduuh, ada apa gerangan, pikirku. Tangan kanan kuulurkan keluar pintu untuk ngambil HP, dan dari seberang suara Koordinator Lapangan (Korlap) Kapten Herry melaporkan bahwa tepat jam 10.00 Wib (beberapa menit sebelum menelpon) dua anggota Korp Marinir -- yang kebetulan juga alumni SMAN Tumpang -- sudah hadir bersama keluarga dan langsung mengadakan sweeping lokasi, dengan tujuan agar lokasi steril dan acara berjalan lancar dan aman (Paling tidak begitu “laporan” yang aku terima melalui ponselku !). Dengan tergesa, acara mandi aku percepat.
Jam 10.55 Wib, aku sudah sampai lokasi. Tujuan untuk “menggoda” Bu Polwan Niniek -- aku telpon sembunyi-sembunyi dari balik rindangnya bunga bougenville -- sia-sia saja. Bu Polwan lebih sigap dan langsung “menangkap basah” keluargaku (hahaha… nggak sia-sia jadi Polisi, Niek !). Perkenalan dengan alumni yang (ternyata) lebih senior dariku cukup singkat, karena terdiri dari 2 orang marinir, 3 orang pengusaha, 2 orang wiraswastawan, 1 orang ibu rumah tangga, dan beberapa orang yang tidak jelas mata pencahariannya… (lha untuk yang ini, pasti pada gak terima ditulis begini. Tapi tenang aja, pasti orangnya gak baca Blog ini, hehehe…).
Sambil menunggu yang lain datang -- termasuk diantaranya Arie & Nyonya, dan juga Dian & Partner -- suasana tanya kabar kewarasan menjadi topik paling dominan. Harus aku akui, 19 tahun meninggalkan tanah kelahiran (Pakis) membuat aku “tidak kenal” lagi dengan kakak kelasku sejak SD, SMP & SMA (banyak maaf untuk Mbak Ida Maghfuro), juga Fera (teman seangkatan Niniek) yang jelas-jelas masih “dulur” dekatku (anak dari adik Bu Lik-ku di Pakis). Dan sekitar pukul 11.20 Wib, aku sempat membuat “Laporan Pandangan Mata” live dari POCI ke Tumpang. Lewat HP Diah Mustophani (jeneng asline aku ora apal, ketok'e aneh banget se !) beberapa alumni juga ikut say hello pada Dee yang nampaknya lagi momong anaknya. Tapi nang omahe Diah koq ono Lutfi barang yo ?
*** Lagi-lagi bersambung ke tulisan berikutnya : (3) Tibaknya Lebih Rame dari Milist
Special untuk Niniek :
“Nggak usah kuatir, sambungannya udah disiapkan, koq !”
Kamis, 16 November 2006
Yow wis, mari kita mulai ceritanya. Awalnya, ketika di milist lagi rame-ramenya ngomongin tentang persiapan mudik – kalau nggak salah di pertengahan bulan Ramadhan kemarin – trus ada yang (dengan sedihnya) nyeletuk “Bagaimana kalau yang nggak mudik kumpul-kumpul sendiri ? Kan waktu itu Cak Herry pernah nawarin….” (kiro-kiro ono sing kroso enggak yo, sopo sing ngomong koyok ngono ? hiehiehiehie…..). Bak gayung bersambut, gak usah kesuwen, langsung tak timpali “Setujuuu…!!!” Empat puluh menit kemudian, jadwal dan tempat sudah dirilis di milist, meski akhirnya mengalami 2 kali perubahan.
Kalau boleh melihat dari sisi yang berbeda, munculnya antusiasme (untuk berkumpul di rantau) tentu bukan sekedar ajang ngobrol dan melepas kangen semata. Lebih dari itu, ada sebuah ketenangan dan kebersamaan (baca : senasib) dalam menikmati suasana Lebaran, saat jauh dari sanak saudara di kampung halaman. Berkumpul dengan sesama yang masih punya ikatan moral (dalam hal ini satu SMA, meski beda angkatan), tentu lebih “bermakna” daripada berkumpul dengan teman-teman kantor yang sama-sama tidak mudik, misalnya.
Intinya, usulan mengadakan pertemuan yang dilontarkan Arie bulan Ramadhan kemarin, yang direspon positif Cak Herry dan Niniek, tentu menjadi modal yang sangat berharga bagi upaya “mengumpulkan” kembali para alumni yang tersebar dan berserakan di ibukota Negara ini. Memang perlu waktu panjang, untuk (membentuk dan) mewujudkan dalam wadah alumni yang solid dan ideal. Tetapi, kalau tidak dimulai dengan yang kecil terlebih dahulu, mustahil akan mendapatkan (bentuk) yang lebih besar.
Tanpa mengecilkan arti teman-teman yang lain, terima kasih banyak tentu patut diucapkan pada Arie, Cak Herry dan Niniek (juga peran serta Dian Lutfi), yang cukup “militan” untuk mewujudkan pertemuan kemarin. Tetap semangat, rek !!!
*** Bersambung di tulisan berikutnya : Jam 10, Lokasi Disterilkan !
Selasa, 07 November 2006
Tapi, ada satu “benang merah” yang patut diurai dari tulisan Dian – lengkapnya : Dian Eka Anggraeni, Alumni 97 – bahwa tanpa kita sadari, ternyata banyak teman yang menganggap kita begitu “berarti” walau kita sendiri tanpa pernah (mau) menyadari hal itu. Banyak teman yang merasa sangat beruntung bersahabat dengan kita, tetapi kita kadang mengabaikan begitu saja perhargaan tersebut. Intinya, tulisan Dian bisa menjadi penyadaran bagi kita semua, bahwa sebuah persahabatan, sebuah pertemanan, akan menjadi begitu bermakna dan kekal jika diantara kita bisa “menghargai” bentuk-bentuk pertemanan itu sendiri.
Inilah tulisan DIAN selengkapnya :
Kayaknya kalo inget es-em-a, aku bukan seleb kayak Mas Heppy 95 -- anak fisika yang encer otaknya -- atau Slank (Ninik 97, IPA-1) yang super duper gaul, atau Anenk (Setyo Puguh 97, IPA-1) yang encer dan jago basket dan banyak adik kelas yang kesengsem, atau Ragil 95, anak Fisika yang cute dan cool yang juga jadi ketua OSIS (kabarnya udah jadi PNS, betul nggak Mas Prie ?).
Jumat, 03 November 2006
Proses "perpindahan" dari gedung lama ke lokasi "tengah tebuan" di Malangsuko memang tidak sekaligus, tetapi bertahap kelas demi kelas. Sampai akhirnya di penghujung tahun 1985, tinggal Perpustakaan saja yang ada di gedung itu, dengan petugasnya yang bernama Ibu Engeline.
Tentu berbagai "kisah" menarik dan penuh nostalgia terekam dari para siswa yang pernah menempati gedung bersejarah tersebut. Sampai-sampai, tiap angkatan mempunyai "sebutan" sendiri untuk gedung yang hanya mempunyai 7 lokal kelas tersebut. Termasuk sebutan SMA "Kidul Pasar" -- karena letaknya yang berada tepat di selatan pasar Tumpang -- seperti yang diceritakan salah satu saksi sejarah berikut ini :
Istilah tersebut muncul atau di’kompor’kan tatkala kelas 2 IPA, disana ada 2 (dua) kelas IPA yang menempat ruang di gedung sekolah yang lama (purna pakai..) di area belakang kantor Wedono di Ledoksari (sekarang menjadi Puskesmas/Rumah Sakit Tumpang, red). Bukan karena kami terbuang, namun bersamaan dengan itu pembangunan sekolah di Malangsuko (gedung sekolah anyar) mulai digelar.
Sampai pada suatu ketika, kelas IPA-2 … yang mana saya termasuk didalamnya… pas upacara hari Senin pagi, kami sekelas nggak dateng ke Malangsuko…mogok kecil2-an critane. Sengaja terlambat, biar nggak melok upacara, hehehe. Bandel koen yo..!? Bener perkiraan kami…., pas bubaran upacara… kami baru nongol.Kontan, wali kelas kami (Pak Warisan, kalo nggak salah) langsung ambil mimik geram, marah sekaligus malu karena anak asuhnya pada mbalelo (lucunya lagi, seorang temen kami Sumari (alm) adalah adik kandung dari pak Warisan, betapa malunya dia. Tak ayal, Sumari langsung ngumpet nggak wani ketemu. Eh, ada yang nyeletuk, “Disuruh Sumari, Pak..!" Gerrrrr….yg lain pada ketawa…. (tapi Pak Warisan sudah berlalu..)
Akhirnya, kami pun disuruh upacara dewe, wis srengenge wis munggah, panas lah ! Eh, dasar pada nekad, kami sekelas malah kompakan plesir ke Sumber Wringin, ke kolam renang Wringin Anom. Wuih, segerrr iki rek, bubaran diomelin, dongkol, entar kita bisa langsung byurr...!
Berangkatlah rame-rame, yang cowok2 ada yang jalan kaki, nunut sepeda motor, yang cewek2 dinaik-in dokar, siplah !
Eh, ujug-ujug ditengah jalan, mak njemumuk sekonyong-konyong koder (walah..!!) koq ndilalah kepethuk pak Moh. Sirat (guru Bhs. Indonesia) yang tinggalnya juga di daerah Wringin Anom, mau berangkat ngajar ke Sekolah. Hemmm.... dasar, apess ! Mau nggak mau beliau pun bisa berkicau, loh..! (wah, iki pakai gaya bahasa opo yo, wis lali aku Pak..?!). Entahlah.. apa yang nanti akan terjadi... the show must go on aja. Kamipun bersenda gurau di kolam Sumber ringin sak kesel-e seolah tanpa beban, tanpa dosa ! Sampai akhirnya kami pun kembali ke sekolah Kidul Pasar.
Hal yang dikhawatirkan pasca kepergok pak Sirat pun tiba. Kami disambut oleh guru PMP (kalo’ gak salah...) pak sopo yo ...wis lali aku, duh..! (mesti sing dimaksud iki Pak Chudlori Hasyim, red). Pokok-e langsung disemprot dengan pendidikan etika, ditatar moral, mental Pancasila, P4, GBHN, dll-lah..! mailto:*&^&$#@&@$ @*&%$@&@^@ &^ (*&@ (^*%@^@ Gak tau sopan santun, liar, nah loh ! Cercaan demi cercaan, hardikan demi hardikan kami terima dengan legowo, temen2 cewek hanya bisa menunduk dg mata berkaca-kaca (duh, sediiih banget, gitu loh !). Namun keesokan harinya, hukuman tak berakhir sampai disitu.
...................................berhubung kedawan, POTONG DISINI AJA DULU ! (Bersambung)
Kamis, 12 Oktober 2006
Begini Ceritanya….:
Aku yo duwe pengalaman lucu-lucu pas diajar karo Pak Pendik (panggilan akrab, red). Waktu itu aku masih di kelas I-4, disuruh ngetik. Hasil ketikanku banyak tipe-x nya. Terus dia bilang, "Lho Happy, kamu ngetik dimana ? Kok banyak "TAI BURUNG" nya..?” Wah, aku isin tenan.
Terus waktu ujian teori mengetik aku duduk sama Elly. Pak Pendik ngawasi ujian keliling pakai penggaris panjang. Si Elly senyum-senyum ke Pak Pendik. Langsung saja beliau berteriak "Happy..! Kamu apain aja si Elly, kok dia senyum sambil merem melek !" Padahal sumpah, aku gak ngapa-ngapain. Waduh isin maneh aku.
Kamis, 05 Oktober 2006
Sampai dead-line yang ditentukan, akhirnya ngadêg juga si "Kermit elit". Tapi seiring berjalannya ruang dan waktu, pelaku dan kebijakan, maka si kermit pun tergusur. Ah, moga ae gak di daur-ulang..! Jan-é ngono SMAN Tumpang iku kudu duwe semacam “museum”, guna menyimpan/mengabadikan karya, prestasi para “kampiun” anak didik sing berprestasi (Wah, koq kayaknya sok banget, yah..?! Wong nganti saiki kene dewe iki dirèwangi urip "ngacoeng & nJongosh", ha ha haaa..!).
Tapi, lek iku apik, lak gak po-po tah.. :D
Rabu, 04 Oktober 2006
Bagian Personalia (BP) : Kowe nduwe omah opo ora.....?
Calon Karyawan (Cakar) A : Dereng....
BP : Wah kowe ora iso ketompo nang kene
Cakar A : Lho kok ngaten...... ..?
BP : Mengko kowe mesthi ngajukne utang nang perusahaan.
Cakar A : Ah.. mboten kok, Sak janipun tiyang sepuh kulo niku sampun sugih.
BP : Yo malah ora ketompo
Cakar A : Lho kok ngaten.....?
BP : Mengko kowe kerjo mung nggo hiburan, nongkrang-nongkrong ae.
Cakar A Metu, Mlebu Cakar B
BP : Kowe nduwe motor opo ora....?
Cakar B : Mboten.
BP : Ora ketompo
Cakar B : Lho kok mboten ketompo ?
BP : Mengko kowe mesthi njaluk bantuan kredit.
Cakar B : Sak janipun gadhah, ning tasih ten kampung, gampil mangke kulo beto ngriki.
BP : Wah malah ra ketompo....
Cakar B : lho kok ngoten
BP : Tempat parkire wis ra cukup.
Cakar B metu, mlebu Cakar C
BP : Kowe wis lulus sarjana tenan.....?
Cakar C : sampun pak....
BP : Ora ketompo, kene iki golek sing SMA ae, luwih manutan lan ben mbayare murah
Cakar C : Sak janipun kulo tasih badhe skripsi
BP : Malah ora ketompo.....
Cakar C : Lho kados pundi to....?
BP : Mengko kowe kerjo mung ngetik skripsi, lek wis lulus mesti golek kerjo neng perusahaan liyo.
Cakar C metu, mblebu Cakar D
BP : Kowe seneng guyon opo ora ?
Cakar D : Mboten pak, kulo serius nek nyambut gawe.
BP : Ra ketompo.....
Cakar D : Waa......kok ngoten ?
BP : Engkok konco koncomu karo anak buahmu podho stress.
Cakar D : Sak jane nggih sekedhik sekedhik seneng guyon.
BP : Malah ora ketompo.
Cakar D : Lho kok......
BP : Engko kowe mung email emailan sing lucu.......
Cakar D metu, cakar E mlebu
BP : Anakmu akeh opo sithik ?
Cakar E : Kathah pak
BP : Kowe ora ketompo
Cakar E : Sebabipun ?
BP : Nyambut gawemu ora jenjem, mung mikir gawe uanaaaaaak terus
Cakar E : Lha wong namung anak adopsi, kok.
BP : Tambah ora ketompo
Cakar E : Lho, lha kok ... ?
BP : Gawe anak ae aras2en, opo maneh nyambut gawe.
Cakar E metu, Cakar F mlebu
BP : Kowe wis ngerti gaweyanmu durung ?
Cakar F : Dereng
BP : Kowe ora ketompo
Cakar F : Sebabipun ?
BP : Arep nyambut gawe kok ora ngerti gaweyane ?
Cakar F : Oo, nek damelan niku mpun ngertos kok
BP : Tambah ora ketompo
Cakar F : Lho, lha kok ... ?
BP : Kowe rak mung arep keminter, to ?
Cakar F metu, (terakhir) mlebu Cakar G
BP : Kowe biso main Internet ?
Cakar G : mBoten
BP : Kowe ora ketompo
Cakar G : Sebabipun ?
BP : Perusahaan ora nompo BI (Buta Internet)
Cakar G : Wah, sakjanipun nggih saged
BP : Tambah ora ketompo
Cakar G : Lho, lha kok ... ?
BP : Mesthi ora bakal nyambut gawe, kakehan dolanan Internet, to? Ngentek-entekke pulsa !
***
Selasa, 03 Oktober 2006
Senin, 02 Januari 2006
Topi merah (Happy Hendra, saya sendiri, alumni Fis 95),
Tahun Masuk SMANETA : 2004/2005
Friendster : KLIK DISINI !
Nama Lengkap : Rendy Priyo Kurniawan
Nama Panggilan : Rendy
Tahun Masuk SMANETA : 1994/1995
Status : Alumni 1997
Friendster : KLIK DISINI !
Friendster : KLIK DISINI !
Nama Lengkap : Sutego Dwi Wijoyo
Nama Panggilan : DoEbiX
Tahun Masuk SMANETA : 2003 / 2004
Status : Alumni 2006
Friendster : KLIK DISINI !
Multiply : Lihat Disini !
***
User ID : Baeim Licious
Nama Lengkap : Moch. Khanin
Nama Panggilan : Nhaeim / Baeim
Tahun Masuk SMANETA : 2004/2005
Status : Alumni
Friendster : KLIK DISINI !
***
User ID : Nia Azizah
Nama Lengkap : Kurnia Azizah
Nama Panggilan : Nia/Zi
Tahun Masuk SMANETA : 2003/2004
Status : Alumni Kelas Bahasa
Friendster : KLIK DISINI !
***
Nama Lengkap : Dian Eka Anggraini
Nama Panggilan : Dian
Masuk SMANETA : 1998/1999
Status : Alumni
Friendster : KLIK DISINI !
***
User ID : Dee
Nama Lengkap : Khamilatur Rodiyah
Nama Panggilan : Diah
Masuk SMANETA : 1994/1995
Status : Alumni
Friendster : KLIK DISINI !
***
User ID : Rachzal Rnldi
Nama Lengkap : Rizal Rinaldi
Nama Panggilan : Rizal
Masuk SMANETA : 2006/2007
Status : Siswa (12 IA-2)
Friendster : KLIK DISINI !
***
User ID : Ely Kris
Nama Lengkap : Ely Kristianti
Nama Panggilan : Ely
Masuk SMANETA : 1994/1995
Status : Alumni
Friendster : KLIK DISINI !
***
User ID : Prie Arema
Nama Lengkap : Sugeng Pribadi
Nama Panggilan : Prie
Masuk SMANETA : 1984/1985
Status : Alumni (III A3-2)
Friendster : KLIK DISINI !
***
WARNING !!!
Kalo kamu (merasa) bagian keluarga besar SMA Negeri 1 Tumpang (SMANETA)
and pengen bergabung dengan “sodara2” yang lain, cepet kirim data FRIENDSTER kamu via email ke :
smantumpang@gmail.com, berisi data :
User ID kamu di Friendster,
Nama Lengkap,
Nama Panggilan,
Tahun Masuk SMANETA,
Status (Alumni or Aktif/masih siswa/kelas berapa) dan
Alamat FS kamu.(misal : http://profiles.friendster.com/prie999)
Ndak perlu nunggu sampai 24 jam, data FS kamu akan terpampang di halaman ini
bersama Keluarga Besar SMANETA yang lain.
Ayooo..., tunggu apa lagi ?
Secara kebetulan letting kami sekelas di kelas I-4 yang laki-laki pada hobby sepakbola. Sangat antusias kalau olahraga bebas mainnya bola, apalagi kalau ada info selanjutnya (jam) pelajaran kosong. Timbul ide bersama kawanan lain kelas (kawanan … kayak gajah aja)_menantang bermain sepakbola, tentunya juga taruhan uang untuk menentukan siapa yang jago daripada cuma bisa ejek-ejekan saja. Dan ternyata sederek2 … kamilah jagoan antar kelas periode tersebut.
Pada gebrakan pertama, berbekal uang “sumbangan kawan sekelas” untuk taruhan Rp. 5.000,- / Rp. 10.000,-an / Rp. 20.000,-an dengan team kelas lain, pada hari minggu bermain di stadion Tumpang, dengan semangat tanding dan teknik yang lumayan kami bisa mengandaskan permainan anak kelas I-3 yang kala itu diperkuat oleh rombongan Jumari, Agus D. Saputro, Faisol, Ateng nDeteng, dkk. Tak jeri dengan permainan kami, minggu depannya ngajak main dan lagi–lagi kalah.
Selanjutnya bertumbangan kelas-kelas lain dan terpaksa bayar “upeti” karena kalah bermain melawan kami. Dari anak-anak kelas I-1 s/d I-8 yang berani menantang kami. Tidak terkecuali kakak kelas kami anak Bahasa II A4 rombongane cak Teguh, cak Tamamun Wajak cs atau kelas II berapa lagi saya sudah lupa. Selama periode tersebut kami tidak pernah mengalami kekalahan hingga ketika kami harus melawat ke stadion Pakis melawan gabungan anak-anak SMPN Pakis dalam pertandingan persahabatan. Permainan sebenarnya imbang, babak I skor masih 0 – 0 ketika saya sebagai wasit bersikap netral. Akan tetapi ketika di babak II sang wasit dipimpin oleh Kabullah, siswa SMPN Pakis, wasit sangat berpihak kepada teamnya so kami bisa kalah 2–0, itupun offside semua. Apes … sama adik letting malah kalah. Tapi kami tidak anarkis karena tidak ada taruhan uangnya.
Trima kaish untuk kawan-kawan lama di kelas I-4 1987/1988 (yang sampai sekarang satupun saya tidak tahu keberadaannya), yakni kiper Saiful Amri (Wajak) & Agus Supriyo (Pajaran) ; Belakang : M Junaidi (Wates), Heri Joko Pratikno (Pakis), M. Irham (Wates), M. Syukron (Wates), M. Syarofi (Bunut Wetan), Tengah : Mughni (Sukorame), Imam Prayitno (Jago/Sidoarjo), M. Bahrul Ulum (Kampung Warung), Yudi Suwarso (Tajinan), Wariadi (Tajinan), Suji Hartono (Tumpang), dan depan : Agus Arief Sugiyono (Jago), Wanto Wibowo (Kebonsari) dan Zainul Musyafak (Slamet). Kalau dari mereka masih kurang juga, kami masih sanggup jadi supersub yang tidak kalah baik dengan mereka, yakni ayas (penulis wong Pakis sekarang nyasar di Jump Bee), lalu Nanang M. Fadil (Wajak), Zaenal Abdillah (Kepanjen), Mukhlas Rowi (Sukorame), M. Sidi (Wajak), M. Chakim (Jabung), Nursalam (Jabung), Endik Hari Wasono (Glagah Dowo), Basuki Wibowo (Tumpang/Sidoarjo), juga M. Arif (Wangkal).
Kiriman :
PUJI SUGIARTO - Jambi
(Alumni III Bio-3, Lulusan 1989)
Minggu, 01 Januari 2006
(Kategori: Paid To Click & Paid To Sign Up)
* Pendaftaran Gratis
* Dapat US$ 0,001 setiap klik banner iklan
* Sehari ada 15 s/d 30 banner iklan
* Dapat US$ 0,1 setiap sign-up banner
* Sehari ada 30 s/d 60 banner sign-up
* Pembayaran dilakukan minimal US$ 1
Daftar? Klik DISINI !
(Kategori: Paid Survey)
* Pendaftaran Gratis
* Dapat US$ 6 untuk pendaftaran awal (langsung masuk account)
* Setiap survey/panel bernilai US$ 1 s/d US$ 25
* Dapat US$ 1,25 untuk setiap teman yang bergabung melalui account kita.
* Setiap minggu ada 2 s/d 5 survey
* Pembayaran dilakukan minimal US$ 25
Daftar? Klik DISINI !
***
(Kategori: Paid To Click / PTC)
* Pendaftaran gratis
* Hanya perlu melakukan klik banner iklan
* Setiap klik banner iklan seharga US$ 0,01
* Setiap hari minimal 4 iklan yang ditampilkan
* Pembayaran dilakukan minimal US$ 2
Daftar? Klik DISINI !
(Kategori: Paid To Click & Paid To Sign Up)
* Pendaftaran Gratis
* Dapat US$ 0,001 setiap klik banner iklan
* Sehari ada 10 s/d 20 banner iklan
* Dapat US$ 0,1 s/d US$ 0,25 setiap sign-up banner
* Sehari ada 20 s/d 30 banner sign-up
* Pembayaran dilakukan minimal US$ 1,1
Daftar? Klik DISINI !
jika anda ada usulan, saran, kritik, pertanyaan,
complaint, permintaan,
(yang ada maupun tidak ada)
hubungannya dengan blog ini,
atau telpon or SMS Hotline Service :
0888-807-8222
Sepanjang masih bisa dipenuhi,
Kami akan berusaha semaksimal mungkin merealisaikannya.
Terima kasih atas perhatian anda pada blog ini.
Apa kabar Anda hari ini ? Kami berharap, dalam kondisi apapun – suka atau duka, hujan atau panas, sibuk ataupun santai – anda tetap semangat dan sehat wal afiat selalu. Dan kami, para pengelola Blog, juga akan selalu berusaha untuk menjaga kondisi tetap fit, sehingga selalu dapat menyapa anda setiap hari.
Salam,
Koki Dapur Blog
Labels
Arsip Tulisan
-
►
2012
(29)
- ► Desember 2012 (1)
- ► November 2012 (6)
- ► September 2012 (1)
- ► Maret 2012 (6)
- ► Februari 2012 (12)
- ► Januari 2012 (3)
-
►
2011
(11)
- ► Desember 2011 (1)
- ► November 2011 (2)
- ► April 2011 (1)
- ► Maret 2011 (6)
- ► Januari 2011 (1)
-
►
2010
(81)
- ► Oktober 2010 (4)
- ► September 2010 (11)
- ► April 2010 (24)
- ► Maret 2010 (31)
- ► Februari 2010 (8)
- ► Januari 2010 (2)
-
►
2009
(13)
- ► Agustus 2009 (1)
- ► Maret 2009 (3)
- ► Februari 2009 (1)
- ► Januari 2009 (5)
-
►
2008
(29)
- ► Desember 2008 (2)
- ► November 2008 (1)
- ► Oktober 2008 (2)
- ► September 2008 (2)
- ► April 2008 (2)
- ► Maret 2008 (4)
- ► Februari 2008 (3)
- ► Januari 2008 (9)
-
►
2007
(11)
- ► Desember 2007 (1)
- ► Agustus 2007 (1)
- ► Maret 2007 (1)
- ► Januari 2007 (5)
-
▼
2006
(23)
- ▼ Desember 2006 (3)
- ► November 2006 (7)
- ► Oktober 2006 (4)
-
►
2005
(2)
- ► Desember 2005 (2)