Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) melansir 500.000 guru absen mengajar tiap hari tanpa memberikan alasan jelas.
Wakil Menteri Pendidikan Nasional (Wamendiknas) Fasli Jalal mengatakan, 500.000 guru itu sama dengan jumlah guru yang ada di Malaysia dan Thailand.
Jumlah guru secara nasional mencapai 2,6 juta orang. Hal ini patut disayangkan. Jika guru absen, anak murid akan merugi selama satu hari tanpa ada transfer ilmu. Padahal antara keduanya bersinergi untuk mencerdaskan bangsa.
Fasli mengatakan, tingkat ketidakhadiran guru merata di seluruh provinsi, baik kota besar maupun ataupun daerah. Ketidakhadiran ini juga disesalkan karena rasio guru dan murid tidak sebanding sehingga proses belajar mengajar pun terganggu lantaran guru cadangan terbatas.
“Kenapa mereka tenang-tenang saja tanpa ada alasan saat tidak masuk. Mereka itu tidak masuk hanya karena menjemput tamu presiden atau wakil presiden di suatu acara,” ungkap mantan Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendiknas ini.
Tidak hanya proses pendidikan yang terganggu, ketidakhadiran ini pun menyebabkan pemborosan karena guru bekerja bukan dengan sukarela, melainkan digaji per bulan. Fasli menegaskan, pihak sekolah harus mengklarifikasi dengan benar jika ada guru yang tidak masuk tanpa alasan. Guru tidak hanya dibayar dengan gaji, tapi juga ada uang transportasi dan uang makan.
Wakil Ketua Komisi X DPR Abdul Hakam Naja mengatakan, guru yang sering mangkir mengajar dan hanya titip tanda tangan kehadiran mestinya diberi sanksi keras. Upaya ini sekaligus sebagai penyeimbang karena guru yang berprestasi juga mendapat penghargaan.
“Memang setelah dilakukan penelitian,banyak ditemukan guru-guru yang mangkir dan sering nitip absen. Makanya, kita minta ditata ulang aturannya, termasuk upaya memberi penalti,” kata Hakam.
Terkait bentuk sanksi penalti tersebut, Hakam mengatakan bisa dilakukan dengan pengurangan tunjangan dan berbagai jenis perhatian yang selama ini telah diberikan. Namun, penalti tersebut harus melalui hitung-hitungan yang terukur berapa jam atau berapa hari dia bolos.
“Sanksi ini sangat penting diberlakukan. Bagaimana mau mendidik akhlak dan kecerdasan anak kalau gurunya saja berprilaku tidak baik,” tegasnya.
***
sumber:news.okezone.com
0 comments:
Posting Komentar