Senin, 29 Januari 2007

Note : Foto ini hanya sekedar ilustrasi, tidak berhubungan dengan isi tulisan.

Entah kenapa saat membaca artikel tentang karya tulis remaja di Koran SINDO yang aku baca malam ini -- Koran pagi yang baru sempat aku baca malam hari sambil menemani anakku yang sedang belajar -- langsung teringat pada sosok Mas Eko, Ketua OSIS SMA Negeri Tumpang periode 1985/1986. Eko Santoso, begitu nama lengkapnya, sebenarnya hanyalah siswa biasa, jauh terkesan sebagai “local idol” yang digilai-gilai lawan jenis dan membuat iri sesama jenis (biasanya yang model gini ini, anak yang banyak gaya, sedikit punya kemampuan tertentu, wajah diatas rata-rata, tetapi biasa-biasa saja di pelajaran), hiehiehie…

Yang membuat Eko “lebih” dari yang lain adalah selain pemain utama tim basket sekolah, otak (encer)nya diatas rata-rata teman se angkatan, pemilik tubuh tegap dengan tinggi sekitar 175 cm ini juga (kebetulan) seorang muslim taat dari etnis Chinese. Barangkali karena alasan itu pula penghuni IPA-1 -- seangkatan dengan Cak Herry nDepok ? -- terpilih sebagai Ketua OSIS secara aklamasi.

Satu kejadian yang bagiku paling berkesan -- sehubungan pertemanan dengan Mas Eko -- adalah saat mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah Remaja tingkat Kabupaten Malang tahun 1985. Berkesan (sekaligus salut !) karena dengan inisiatif sendiri Mas Eko membuat karya tulis, tanpa disuruh guru Pembina OSIS ataupun dorongan dari pihak sekolah, tetapi hanya berbekal selebaran yang dikirim ke sekolah oleh panitia. Judul yang diajukanpun (saat itu) sangat orisinil, yaitu (mudah-mudahan kalimatnya pas begini) : “Cara Mudah Menghitung Perkalian sampai 5 Digit dengan Menggunakan Bantuan Jari”. Karya ini termasuk dalam kategori “Temuan Baru” karena belum ada teori tertulis sebelumnya yang terpublikasi (beberapa tahun kemudian, muncul Metode Kumon yang menurutku hampir sama dengan apa yang ditulis Mas Eko di tahun 1985. Kebetulan ?).

Disaat-saat batas akhir pengumpulan karya tulis, tanpa dinyana Mas Eko memasukkan namaku dalam tim, alasannya lomba karya tulis bukan untuk perorangan, tetapi beregu dengan jumlah minimal 2 orang. Yo wis, nolak juga nggak enak, pokok’e ikut saja. Pas minta restu (pengesahan) dari Drs. Munawar, Kepala Sekolah saat itu -- hari Sabtu di penghujung bulan April sekitar jam 9 pagi, padahal batas pengumpulan jam 13.00 di Kantor Depdikbud Kab. Malang -- ndilalah sambutannya biasa-biasa saja, hanya disarankan minta “sangu” ke Bagian Keuangan OSIS yang saat itu dipegang Bu Runia Laksmiwati. Dengan segala alasan, Bu Runia bisanya ngasih Rp. 650,- saja, yang hanya cukup untuk ongkos transport PP dari SMAN Tumpang ke Kantor Dikbud Kabupaten (yang kalo nggak salah saat itu di sekitar jalan ke arah Kebon Agung).

Keluar dari ruang guru, dengan lirih Mas Eko bilang, “Geng, duwik’e mek cukup digawe wong siji tok. Yok opo iki ?” Dan tanpa disangka Mas Eko nyambung lagi, Wis pokok’e awak’e dewe kudu budal wong loro. Gak usah lewat Patimura (nama terminal Malang dahulu, red) tapi liwat kidul ae. Ayo’ wis berangkat sak iki ae !” Singkat cerita, kami berangkat naik mobil colt yang melewati Banjarejo, trus Kedung Kandang, dan memilih turun di sekitar Kota Lama (bayar Rp. 300,- berdua). Karena ngirit ongkos, ke kantor Dikbud jalan kaki sekitar 2 km, panas-panasan sekitar jam 12-an siang. Sampai kantor Dikbud tercatat sebagai peserta terakhir yang memasukkan naskah lomba, karena sudah sekitar jam 12.30 (eh hiya.., 3 copy Karya Tulis itu semuanya diketik manual dan beberapa bagian ditulis tangan. Kayaknya belum ada yang namanya computer deh saat itu). Balik ke Tumpang lewat Kota Lama lagi, jalan kaki lagi, dan jaraknya sekitar 2 km juga ! Anehnya, saat itu kami berdua tidak mengeluh dan malah becanda terus di perjalanan (sambil ngrasani, koq tego yo pihak sekolah nang awak’e dewe, hehehe…). Sebelum naik colt jurusan Tumpang, kami sempat berunding gimana kalo sisa uang yang Rp. 50,- dibelikan es sirup pinggir jalan saja (lumayan, dapat 2 gelas), dan sisanya Rp. 300,- untuk ongkos.

Memang, akhirnya karya tulis Mas Eko (sengaja tidak aku tulis “KAMI” sebab aku memang tidak memberikan kontribusi apa-apa. Suer !) tidak menang, bahkan untuk masuk 10 besar pun tidak diperhitungkan. Tidak ada rasa kecewa, bahkan Mas Eko membesarkan hatiku, “Gak popo Geng, sing penting awak’e dewe wis wani nyoba’ melok. Dadi iso ngukur kemampuan awak’e dewe iki sepiro dibanding sekolah liyane..!” Bukan main.., begitu legowonya dia, meski (sebenarnya) ada nada kecewa pada pihak sekolah yang kurang memberi dukungan. Dan untuk mensosialisasikan “karya” Mas Eko ke teman-teman, aku sempat memasukkan ke dalam salah satu edisi Majalah Sekolah Widya Wiyata, yang kebetulan saat itu aku ikut menjadi pengelolanya.

Seiring bertambahnya waktu, setelah lulus SMA Mas Eko pernah mendaftar ke Akademi Angkatan Laut (mudah-mudahan nggak salah), tetapi gagal dalam 2 kesempatan karena faktor non-teknis. Trus (masih kalo nggak salah) mendaftar di IAIN Sunan Ampel Surabaya. Dan, kabar terakhir (dari Cak Hery kalo’ nggak salah lagi) Mas Eko saat ini bekerja di kawasan Surabaya. Mudah-mudahan (suatu saat) beliau juga baca tulisanku ini. Paling tidak, Mas Eko tau, bahwa ada sahabat yang masih “menyimpan” bagian suka duka perjalanan masa SMA dulu. Hmmm………. (serasa kembali ke jaman 22 tahun silam deh...).

***

** Terus terang, sambil mengetik naskah ini mataku tanpa kusadari berkaca-kaca. Perasaan kecewa dan marah pada kejadian masa lalu kembali muncul, kenapa sekolahku (mungkin sampai kini) tak banyak menghasilkan “local idol” versi lain macam Mas Eko. Kenapa ide-ide brilian dan penggemar ilmu pengetahuan tidak dikedepankan sebagai bagian yang harus dibina dan (pada akhirnya) menjadi kebanggaan sekolah itu sendiri ? Apakah karena letaknya yang dipelosok kemudian pihak sekolah (baca : kepala sekolah dan semua dewan guru) bersikap pasrah dan “kalah sebelum bertanding” dengan sekolah yang (katanya) favorit ?

** Dengan tulisan ini pula, serasa ada sedikit “beban” yang lepas, yang selama 20 tahun lebih terus mengganjal sebagai bagian “ketidak-puasan” di masa sekolah.


Salam,

Sugeng Pribadi
A3-2 / 1987

2 comments:

Anonim mengatakan...

mungkin sampai saat ini sma blum sadar bahwa sma tumpang itu bagus dan dari sana muncul bibit bibit yang berkualitas dan yang belum hilang adalah rasa minder dengan sma lain yang dari kota dan tidak bangga dengan almameter yang dipegang.

Bayu Ir mengatakan...

Mungkin memang sekolah kita begitu... karena sadar diri kalo sekolah ndeso... padahal banyak temen2 yang mampu berbuat untuk atas nama sekolah,

Labels

Alumni (21) Amerika Serikat (1) Angkatan 1995 (1) Anti Korupsi (1) Arab Saudi (1) Arema Malang (1) Artikel (8) ASEAN (1) ay kusnadi (1) Ayusta (1) Bahasa (2) Balitjestro 2008 (1) Bandung (1) Bank Mandiri (1) Bantuan Operasional Sekolah (1) barongan (1) Basketball (1) bca (1) Beasiswa (19) Berita (3) berita duka (1) BHMN (1) Bimbel (1) Biodiversity (1) Bisnis (1) bisnis online (1) Blog (5) bondan winarno (1) BOS (3) Buku (1) Buku Paket (1) Bulan Bahasa (1) Bullying (1) Bursa Kerja (1) Candi Kidal (1) Class Meeting (1) Dee (1) dollar gratis (1) Dumpul (1) dunia maya (1) Ekstrakurikuler (5) Facebook (2) Fair Play (1) Fisika (1) Friendster (1) Futsal (1) gado gado (1) Global Warming (1) Google (1) Gunung Tabor (1) Guru (10) Gus Dur (1) HUT ke-30 (1) IKAPALA (1) imam gozali (1) Inggris (1) Inspirasi (1) Internet (1) IPB (1) Iptek (3) Istana Negara (2) ITB (1) Jabodetabek (1) Jambi (1) Jawa Timur (4) Jepang (1) jerman (3) Jeru (1) Jilu (1) Jombang (1) Jusuf Kalla (1) Kabupaten Malang (4) kampus (1) karir.com (1) Kegiatan (1) Kelas A4 (1) Kelas XII (1) Kemendikbud (3) Kemendiknas (1) Kemneterian Pendidikan dan Kebudayaan (1) Kepala Sekolah (1) Kesehatan (3) KH. Abdurrahman Wahid (1) Kiat Jitu (1) Komik (1) Komunitas (1) kosmetika (1) Kota Batu (1) Kota Malang (5) Kuliah (1) kuliner (1) kusti (2) launching (1) Lingkungan (1) LIPI (1) Lowongan (1) Lulusan 2008 (1) M. Nuh (1) Mahasiswa (2) Mahasiswa Baru (2) Mahkamah Konstitusi (1) maknyus (1) Malang (3) Malang Raya (1) Malangsuko (1) Malaysia (1) Matematika (1) Mendiknas (1) Mendit (1) Menkominfo (1) Menulis (2) Menulis Ilmiah (1) Minat Baca (1) Motto Kelas (1) nDangdut (1) Nostalgia (2) Otonomi Daerah (1) Pahlawan Nasional (1) pak temun (1) Pancasila (1) panggung terbuka (1) Pelajar (1) Pelajaran (1) Pemerintah (1) Pendidikan (11) Pendidikan Nasional (6) Penelitian Ilmiah Remaja (2) Perbankan (1) Perguruan Tinggi (3) Perguruan Tinggi Swasta (2) Permen Karet (1) Pertamina (2) Pilkada (1) PMP (1) PMR (1) Pornografi (1) pramuka (2) Precet (1) Profil (2) PTN (3) PTS (1) Redaksi (1) remaja (2) reuni (5) Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (3) Riset (1) RSBI (4) Rujak Cingur (1) S-1 (1) S1 (1) S2 (1) S3 (1) Sains (1) Sarjana (1) SBI (1) SD (5) Sejarah (3) Sekolah Hijau (1) Sepakbola (2) sepeda (1) Situs (1) SMA (17) SMA Kebon Tebu (1) SMAN 1 Malang (1) sman tumpang (3) SMANETA (10) Smansa (1) SMK (1) SMKN Turen (1) SMP (4) SNMPTN (2) SNMPTN Online (1) soeharto (1) STT Telkom (1) sugeng hadiono (1) Sukoanyar (1) Surabaya (1) Tahun 2013 (1) Tahun Baru (1) Taiwan (1) Tawuran (1) teknologi (3) Tes Online (1) Tips (5) Tomik HS (1) Trik (1) Try Out Online (1) Tulus Ayu (1) Tumpang (2) UAN (2) UASBN (1) UGM (2) UI (1) Ujian (2) Ujian Akhir Nasional (1) Ujian Nasional (5) Ujian Nasional 2010 (1) Ujian Nasional 2011 (1) Ujian Nasional 2012 (1) UM (1) UMB (1) UN (7) UN 2010 (5) UN 2012 (1) Universitas (1) Universitas Brawijaya (1) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (1) Universitas Paramadina (1) UNS Solo (1) Virus (1) wafat (1) Wakil Gubernur (1) website (2) Wendit Water park (1) Wisata (2) wisnuwardhana-narasinghamurti (1) www.smantumpang.com (1)
Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!