Rabu, 29 November 2006

Ketika topik “Menulis Itu Gampang !” menjadi bahan diskusi yang hangat di milist SMAN Tumpang -- yang juga mengilhami munculnya Blog Alumni di Blogger -- muncul satu “pertanyaan” nyeleneh : sebenarnya seberapa besar sih “ketertarikan” alumni SMAN Tumpang terhadap dunia Teknologi Informasi saat ini ? Bukannya apa, dunia tulis-menulis saat ini tentu tak bisa dilepaskan dari yang namanya internet dengan segala pirantinya. Dan nggak usah jauh-jauh deh, yang familiar dengan email dan internet banyak enggak sih ?

Dasar munculnya pertanyaan macam ini cukup logis, di berbagai komunitas sekolah di internet maupun milist dengan spesifikasi Malang Raya misalnya, tidak banyak (baca : dikiiit bangeet!) yang ngaku lulusan SMAN Tumpang. Lantas, apa pembuktiannya ?
***
* Ada fakta lain enggak, yang mendukung “kesimpulan” diatas ?
Penelitian langsung di lapangan belum. Tapi, milist SMAN Tumpang (sebelumnya malah SMUN Tumpang namanya) yang usianya hampir 4 tahun, membernya belum bisa dikatakan banyak. Trus, dari sisi eksternalnya, kabarnya 2 warnet yang ada di Tumpang dalam 3 tahun terakhir juga gulung tikar, karena sepi peminat. Ini tanda-tanda awal bahwa "Tumpang" belum familiar dengan dunia TI.

* Itu mah udah biasa. Ada lagi enggak ?
Di Komunitas Sekolah Indonesia (KSI) Plasa.com hampir 6 tahun terakhir tak ada tambahan alumni untuk SMAN Tumpang (terhitung sejak Tovik "memulai" membuka kelas baru di KSI). Di SmaNet.com alumni SMAN Tumpang kayaknya cuma aku sendiri yang tercantum. Dan di Friendster, hanya sekitar 25 orang (ini laporan terakhir dari Niniek, red) yang ngaku alumni SMAN Tumpang. Data yang lainnya, di milist Aremania (Arema 1, Arema, Muslim Arema, dll) hanya sekitar 4 orang yang berstatus alumni SMAN Tumpang. Yang aneh lagi, kalau kita buka Google dan mencari “alumni smantumpang” ataupun yang berhubungan dengan sekolah kita, Cak Google sampai nangis-nangis karena tak bisa menemukan. Puas ?

* Belum sepenuhnya puas sih. Tapi, ngomong-ngomong maksud dan tujuannya apa nih ?
Nggak ada, cuma miris aja ngelihatnya. Gimana almamater kita bisa dikenal masyarakat luas kalau alumni-nya banyak yang gaptek (nggak semua sih, hiehiehie…). Gimana para alumni bisa “bersaing” dengan lulusan sekolah lain kalau hal yang simpel (baca : Teknologi Informasi) saja belum dikuasai ? Gimana mau berkomunikasi dan tukar informasi sesama alumni, jika email dan internet tidak pernah disentuh.

* Sumpeh Lo ?
Lho, kalau aku nggak serius, ngapain sampai nulis di Blog ini segala ? Lagian ngapain sih nanya-nanya mulu, cepet sono gih ajak semua teman-teman alumni gabung sama milist, udah itu nulis apa aja untuk dikirim ke blog alumni, trus jangan lupa ngunjungi situs friendster biar gaul, daftar ke blogger biar bisa nulis diary (ato setidaknya punya mini web sendiri), jangan lupa juga sesering mungkin berkoresponden dengan sesama alumni via email, buat apa punya email disana-sini tapi nggak pernah dipakai ?
Lho.. lho… koq malah pergi ? Belum selesai nih…, mau dilanjutin enggak ? Yaaaa…. jangan sampai judul diatas jadi “kenyataan” dooong….!!!!

Kamis, 23 November 2006

Lebih dari satu tahun silam, alumni SMAN Tumpang yang berada di wilayah Malang Raya dibuat “geger” oleh terbongkarnya kasus penggalangan dana yang mengatas namakan kepentingan ikatan alumni -- kemudian hari diketahui digunakan untuk kepentingan pribadi -- yang dilakukan “oknum” alumni di luar pulau Jawa. Nah, beberapa bulan berselang, giliran sekelompok alumni SMAN Tumpang di “kandang” sendiri melakukan kegiatan sosial Pembagian Sembako pada masyarakat, mengatasnamakan alumni sekolah kita. Ketika sesama (yang merasa alumni) tidak berkenan -- dan tentu saja menyelidiki -- ternyata aktivitas tersebut diikuti HANYA alumni yang tergabung dalam satu partai politik tertentu. Kasarnya, partai politik sudah “mencuri start” (mengambil hati rakyat) dengan memanfaatkan “nama” alumni SMAN Tumpang.

Dari 2 kasus diatas, bisa diambil kesimpulan bahwa siapapun yang pernah sekolah dan lulus dari SMAN Tumpang, berhak menyandang gelar ALUMNI. Tetapi sebaliknya, setiap kegiatan apapun yang dilakukan baik oleh perseorangan (maupun berkelompok dengan sesama alumni) tentu tidak dapat dikatakan sebagai -- dan mengatasnamakan -- Alumni SMAN Tumpang. Karena, sejak SMAN Tumpang berdiri di tahun 70-an, sudah puluhan ribu alumni yang dihasilkan, yang tidak semua bisa menerima aktivitas yang dilakukan alumni lain. Ada ketidak-relaan ketika “kepentingannya” tidak terakomodir.

Akan menjadi lain permasalahannya, jika seluruh alumni yang ada -- baik diundang langsung, lewat edaran di media massa, atau pemberitahuan lisan -- dikumpulkan dalam satu wadah resmi, yang keberadaannya diakui secara de facto maupun de jure oleh para alumni, pihak sekolah, maupun instansi terkait (yang mengurusi perizinan organisasi sosial/kemasyarakatan). Konkritnya, perlu dibentuk semacam Ikatan Alumni SMA Negeri Tumpang, yang mempunyai struktur organisasi dan kepengurusan jelas, serta AD/ART yang qualified. Artinya, Ikatan Alumni yang bisa mensinergikan dan memberdayakan semua komponen yang ada, bukan sekedar menjadi Panitia Reuni (seperti yang sudah-sudah) semata. Tidak terlalu sulit, tetapi juga perlu kesadaran dan pengorbanan untuk bisa mewujudkannya.

Sudah waktunya kita tidak hanya bisa “teriak” dan jago “membuat konsep” semata. Bukti nyata dengan turun langsung, adalah bakti nyata yang harus kita tunjukkan pada siapapun yang selalu sinis dan apatis pada kita. Seperti salah satu hasil diskusi di POCI Cijantung beberapa hari silam : Pada dasarnya Alumni SMAN Tumpang di Jabodetabek tidak berambisi -- apalagi sampai kemaruk” --
untuk menjadi pengurus ataupun “pahlawan kesiangan” dalam hal ini. Kita hanya peduli dan tidak ingin jadi penonton terus-menerus. Jadi, kalau kita tak sabar dan sekarang langsung “menyingsingkan lengan” lebih dulu untuk mulai bekerja, kenapa harus dicibir dan DICURIGAI ?

*** Sebagai (bahan) Renungan :
Mestinya kita mulai (berfikir untuk) bersatu, mewujudkan Ikatan Alumni sekolah kita yang belum pernah terwujud. Kenapa kita harus malu dan (lebih) mementikan ego kita masing-masing ?
Catatan :
Foto diatas hanya sebagai ilustrasi semata. Thanks untuk rekan-rekan alumni '93 (sudah meminjami foto) !

Selasa, 21 November 2006


Waduh.., kalau baca judul diatas (dan foto yang terpampang), pasti sudah bisa dibayangkan bahwa “cerita” kali ini dijamin seru, romantis, juga menegangkan ! Soalnya (kalau nggak salah ingat) judul di atas adalah plesetan dari salah satu film James Bond : From Russia with Love. Hmmm.., yang merasa akan dijadikan “sasaran tembak” sudah tahan nafas aja nih.., takut ceritanya tidak sesuai dengan kenyataan aslinya, hahaha… Don’t worry, semua yang ditulis disini adalah “real” sesuai keadaan sesungguhnya (walau itu sebatas apa yang diketahui oleh penulisnya. Nah lho….!!).

Yang pasti, sosok Elly -- lengkapnya Ely Kristiana Farida, alumni 1993/IPS -- cukup berperan besar dalam meramaikan milist SMAN Tumpang selama ini. Disela-sela vakumnya anggota milist mengirim email, Elly menjadi “penyelamat” dengan mengirim artikel-artikel yang (kadang) mengagetkan. Entah tulisan tentang motivasi, tips-tips kesehatan, berita terkini, sampai hal-hal yang nyeleneh. Jujur saja, Elly cukup mahir memilih topik yang akan dlempar ke milist. Yang patut diacungi jempol, Elly tak pernah “jera” mengirim artikel, walau sebagian besar tak pernah direspon oleh member lainnya (hehehe… kadang kita memang lebih asyik membaca, daripada disuruh nulis, walau sekedar basa-basi mengomentari tulisan/email member lain).

Dari sisi humanisnya, Elly termasuk “beruntung” mendapatkan pasangan dari luar negeri (aku dulu juga bercita-cita punya istri bule lho, Ell. Ngebayanginnya koq hebat banget gitu lho, apalagi kalo pas diajak lebaran ke kampung…. Pasti jadi pusat perhatian !). Dari cerita dan tulisan yang sempat aku baca, Elly bersuamikan pria Korea Selatan. Dan ini diperkuat lagi dengan cerita/tulisan Elly yang “mengedepankan” masalah ginseng (hehehe… gak onok hubungane yo ?), selain didukung foto-foto Elly yang bernuasa dan berpanorama Korea. Ini membuktikan, seperti kata paribasan : dunia memang tak selebar daun kelor. Lha wong arek Tumpang iku lho, koq iso oleh bojo wong Korea. Padahal Korea iku lak adoh se ? (mesti iki wong Korea-ne sing “blakrakan” nang Indonesia, hiehiehie…).

Wis.. wis.., masalah “sejarahe” wong Korea, Elly biar cerita sendiri. Itung-itung sebagai Hak Jawab Elly, kalau dirasa tulisan ini terlalu tendensius dan berat sebelah (ngalah-ngalahi infotainment ae, rek !). Pokok’e, menurutku Elly -- yang tergabung dalam Trio Kwek Kwek bersama Diah dan Rina -- adalah salah satu “roh” yang bisa menghidupkan suasana milist menjadi segar. Meski akhir-akhir ini jarang tampil, dan kalah pamor sama Diah dan Arie (juga Cak Herry dan Niniek). Dan untuk mereka yang sempat jalan-jalan ke Korea Selatan, tak ada salahnya mampir ke : Shinwol 1 Dong 126-44 Yanchungu, Seoul ; siapa tau mendapat suguhan ginseng asli ????
*** Disarikan dari berbagai sumber (yang kurang layak dipercaya)

Jumat, 17 November 2006

Dikawal ketat :
Saat bicara santaipun, Cak Hery (kiri) dan Prie (Kanan) tetap "dikawal" marinir (tengah)
***
Tanggal 5, bulan Nopember 2006, telah ditetapkan sebagai “waktu” pertemuan alumni SMAN Tumpang. Lokasinya sudah ditetapkan pula, Foodcourt Cijantung Mall -- yang lebih dikenal dengan Pojok Cijantung (POCI) -- salah satu tempat favorit untuk kalangan ABG (dan yang sudah berkeluarga juga) di wilayah perbatasan timur Jakarta. Sesuai laporan yang disampaikan Cak Herry dan Niniek dua hari sebelumnya, yang akan hadir diperkirakan kisaran angka 8 – 10 alumni plus keluarga masing-masing. Its okay.., lumayan banyaklah untuk ukuran “korwil” alumni, yang memang jauh dari induk-nya yang di Tumpang sono !

Karena undangan yang “disebar” di milist tertulis pukul 11.00 wib, maka aku baru masuk kamar mandi jam 9.50 menit (giliran terakhir, setelah Bu Sugeng & 2 Sugeng Yunior, hehehe…). Baru sempat gosok gigi, ngelepas baju dan ngguyur badan 4 gayung, eeeeh… kamar mandi digedor “Bu Sugeng” dengan disertai teriakan, “Yaaah.., ada telpon dari Bapak Herry Depok..!” Waduuh, ada apa gerangan, pikirku. Tangan kanan kuulurkan keluar pintu untuk ngambil HP, dan dari seberang suara Koordinator Lapangan (Korlap) Kapten Herry melaporkan bahwa tepat jam 10.00 Wib (beberapa menit sebelum menelpon) dua anggota Korp Marinir -- yang kebetulan juga alumni SMAN Tumpang -- sudah hadir bersama keluarga dan langsung mengadakan sweeping lokasi, dengan tujuan agar lokasi steril dan acara berjalan lancar dan aman (Paling tidak begitu “laporan” yang aku terima melalui ponselku !). Dengan tergesa, acara mandi aku percepat.

Jam 10.55 Wib, aku sudah sampai lokasi. Tujuan untuk “menggoda” Bu Polwan Niniek -- aku telpon sembunyi-sembunyi dari balik rindangnya bunga bougenville -- sia-sia saja. Bu Polwan lebih sigap dan langsung “menangkap basah” keluargaku (hahaha… nggak sia-sia jadi Polisi, Niek !). Perkenalan dengan alumni yang (ternyata) lebih senior dariku cukup singkat, karena terdiri dari 2 orang marinir, 3 orang pengusaha, 2 orang wiraswastawan, 1 orang ibu rumah tangga, dan beberapa orang yang tidak jelas mata pencahariannya… (lha untuk yang ini, pasti pada gak terima ditulis begini. Tapi tenang aja, pasti orangnya gak baca Blog ini, hehehe…).

Sambil menunggu yang lain datang -- termasuk diantaranya Arie & Nyonya, dan juga Dian & Partner -- suasana tanya kabar kewarasan menjadi topik paling dominan. Harus aku akui, 19 tahun meninggalkan tanah kelahiran (Pakis) membuat aku “tidak kenal” lagi dengan kakak kelasku sejak SD, SMP & SMA (banyak maaf untuk Mbak Ida Maghfuro), juga Fera (teman seangkatan Niniek) yang jelas-jelas masih “dulur” dekatku (anak dari adik Bu Lik-ku di Pakis). Dan sekitar pukul 11.20 Wib, aku sempat membuat “Laporan Pandangan Mata” live dari POCI ke Tumpang. Lewat HP Diah Mustophani (jeneng asline aku ora apal, ketok'e aneh banget se !) beberapa alumni juga ikut say hello pada Dee yang nampaknya lagi momong anaknya. Tapi nang omahe Diah koq ono Lutfi barang yo ?

*** Lagi-lagi bersambung ke tulisan berikutnya : (3) Tibaknya Lebih Rame dari Milist

Special untuk Niniek :
“Nggak usah kuatir, sambungannya udah disiapkan, koq !”

Kamis, 16 November 2006

Sesi nggedabyah : Nanang, Niniek, Dian (nunduk), dan Arie (kaos merah marun).
***
Walaaah…, ndak terasa sudah satu minggu lebih acara “Temu Kangen” para alumni SMAN Tumpang wilayah Jakarta dan sekitarnya berlangsung. Padahal, aku udah janji -- sama beberapa orang, tak tak bisa disebutkan satu persatu disini -- mau bikin tulisan secara komplit dari A sampai Z, tentang acara yang bertajuk “The Real Road to PULANG” tersebut. Supaya tidak banyak yang bertanya-tanya, PULANG itu singkatan dari Paguyuban Alumni SMAN Tumpang. Ngerti kan ?

Yow wis, mari kita mulai ceritanya. Awalnya, ketika di milist lagi rame-ramenya ngomongin tentang persiapan mudik – kalau nggak salah di pertengahan bulan Ramadhan kemarin – trus ada yang (dengan sedihnya) nyeletuk “Bagaimana kalau yang nggak mudik kumpul-kumpul sendiri ? Kan waktu itu Cak Herry pernah nawarin….” (kiro-kiro ono sing kroso enggak yo, sopo sing ngomong koyok ngono ? hiehiehiehie…..). Bak gayung bersambut, gak usah kesuwen, langsung tak timpali “Setujuuu…!!!” Empat puluh menit kemudian, jadwal dan tempat sudah dirilis di milist, meski akhirnya mengalami 2 kali perubahan.

Kalau boleh melihat dari sisi yang berbeda, munculnya antusiasme (untuk berkumpul di rantau) tentu bukan sekedar ajang ngobrol dan melepas kangen semata. Lebih dari itu, ada sebuah ketenangan dan kebersamaan (baca : senasib) dalam menikmati suasana Lebaran, saat jauh dari sanak saudara di kampung halaman. Berkumpul dengan sesama yang masih punya ikatan moral (dalam hal ini satu SMA, meski beda angkatan), tentu lebih “bermakna” daripada berkumpul dengan teman-teman kantor yang sama-sama tidak mudik, misalnya.

Intinya, usulan mengadakan pertemuan yang dilontarkan Arie bulan Ramadhan kemarin, yang direspon positif Cak Herry dan Niniek, tentu menjadi modal yang sangat berharga bagi upaya “mengumpulkan” kembali para alumni yang tersebar dan berserakan di ibukota Negara ini. Memang perlu waktu panjang, untuk (membentuk dan) mewujudkan dalam wadah alumni yang solid dan ideal. Tetapi, kalau tidak dimulai dengan yang kecil terlebih dahulu, mustahil akan mendapatkan (bentuk) yang lebih besar.

Tanpa mengecilkan arti teman-teman yang lain, terima kasih banyak tentu patut diucapkan pada Arie, Cak Herry dan Niniek (juga peran serta Dian Lutfi), yang cukup “militan” untuk mewujudkan pertemuan kemarin. Tetap semangat, rek !!!

*** Bersambung di tulisan berikutnya : Jam 10, Lokasi Disterilkan !
Salam,
Sugeng Pribadi
A-3 / 1987

Selasa, 07 November 2006

Tiba-tiba sebuah pertanyaan menggelayut dibenak, saat membaca email dari Dian (yang aku sendiri kurang tau, ini ditulis setelah pertemuan Cijantung atau malam sebelum pertemuan, cieeee….). Pertanyaan itu, benarkah kita (utamanya : aku!) sudah memberikan “penghargaan” yang layak pada teman-teman sepermainan dulu ? Pada teman-teman yang menjadi bagian duka dan tawa saat sekolah dulu ? Juga, pada teman-teman yang selalu menjadi bagian (baca : men-support) atas keberhasilan yang dicapai pada saat sekolah dulu ? Memang, kalau dibaca sekilas, tulisan Dian hanya sebagai bentuk rasa “kangen” pada keceriaan masa lalu, atau hanya sekedar sebuah romantisme yang selalu terkenang ketika kita sudah “tidak menjalani” masa-masa itu.

Tapi, ada satu “benang merah” yang patut diurai dari tulisan Dian – lengkapnya : Dian Eka Anggraeni, Alumni 97 – bahwa tanpa kita sadari, ternyata banyak teman yang menganggap kita begitu “berarti” walau kita sendiri tanpa pernah (mau) menyadari hal itu. Banyak teman yang merasa sangat beruntung bersahabat dengan kita, tetapi kita kadang mengabaikan begitu saja perhargaan tersebut. Intinya, tulisan Dian bisa menjadi penyadaran bagi kita semua, bahwa sebuah persahabatan, sebuah pertemanan, akan menjadi begitu bermakna dan kekal jika diantara kita bisa “menghargai” bentuk-bentuk pertemanan itu sendiri.
***

Inilah tulisan DIAN selengkapnya :

Kayaknya kalo inget es-em-a, aku bukan seleb kayak Mas Heppy 95 -- anak fisika yang encer otaknya -- atau Slank (Ninik 97, IPA-1) yang super duper gaul, atau Anenk (Setyo Puguh 97, IPA-1) yang encer dan jago basket dan banyak adik kelas yang kesengsem, atau Ragil 95, anak Fisika yang cute dan cool yang juga jadi ketua OSIS (kabarnya udah jadi PNS, betul nggak Mas Prie ?).
Atau, anak-anak IKAPALA yg kumuh *ngacir-takut-ditimpukin* tapi banyak cewek yang naksir hihihi… (kalo ini karena apa ya ?), padahal mereka jarang mandi *ngacir-lagi* atau Mbak Yustina Tri yang terkenal dengan panggilan Tri atau Temi untuk anak I-1 di angkatannya, yang suaranya kayak Withney Huston. Dan banyak lagi temen-temen yang berprestasi yg nggak bisa disebutkan satu-satu.
Mungkin nih... kalo ada yang tanya (kalo ada lho ya....) kenal DIAN angkatan 97 nggak ? Pasti jawabannya "Enggaaaaaaaaaaaaak !!” atau Dian yg mana ya ? hahaha… yang ini nggak penting banget. (Tambahan : Kemarin aku juga sempat bilang gitu sama Ninik Slank, “Dian siapa sih Nik ? Emang di milist ada yang namanya Dian ?” Aduuuh…, maaf lho Dian, ini benar-benar kalimat “kecelakaan” yang muncul tanpa disadari, padahal aku kan sering baca nama Dian Lutfi, Cuma Dian-nya saja yang jarang nulis di milist, ihiiiks.. jadi sedih niiih… ; prie999).
Tidak ada sesuatu dalam diriku yang patut jadi kenangan buat mereka teman2ku, tapi mereka adalah kenangan terindah yang aku miliki semasa es-em-a yang hingga kini masih rela menjadi sahabatku, dengan segala kekurangan dan kelemahanku. Terima kasih temans...atas kenangan terindah itu !
*Dedicated for (Slank, Anenk, Vita, Niken, Ima, Ike, Satu 1, Dua De, IPA-2, dan yang tidak bisa disebutkan satu persatu)*.
Dian Eka Anggraini
IPA 2-97

Jumat, 03 November 2006

Mungkin, yang masuk SMA Negeri Tumpang setelah tahun 1986, tidak pernah tau bahwa sebelum menempati gedung sekolah yang berlokasi di Jl. Kramat, Malangsuko -- jauh sebelumnya -- SMA Negeri Tumpang justeru berlokasi (dan menempati) areal di Belakang Pendopo Kawedanan Tumpang. Tepatnya di Jl. Karyawan, yang menghubungkan jalan raya Tumpang dengan Kudusan (tepat berseberangan dengan Gg. V / Jl. Sadewa), yang kalau tidak salah sekarang sudah dijadikan bagian dari rumah sakit/Puskesmas Tumpang.

Proses "perpindahan" dari gedung lama ke lokasi "tengah tebuan" di Malangsuko memang tidak sekaligus, tetapi bertahap kelas demi kelas. Sampai akhirnya di penghujung tahun 1985, tinggal Perpustakaan saja yang ada di gedung itu, dengan petugasnya yang bernama Ibu Engeline.
Tentu berbagai "kisah" menarik dan penuh nostalgia terekam dari para siswa yang pernah menempati gedung bersejarah tersebut. Sampai-sampai, tiap angkatan mempunyai "sebutan" sendiri untuk gedung yang hanya mempunyai 7 lokal kelas tersebut. Termasuk sebutan SMA "Kidul Pasar" -- karena letaknya yang berada tepat di selatan pasar Tumpang -- seperti yang diceritakan salah satu saksi sejarah berikut ini :
KENANGAN SMA "KIDUL PASAR"
Istilah tersebut muncul atau di’kompor’kan tatkala kelas 2 IPA, disana ada 2 (dua) kelas IPA yang menempat ruang di gedung sekolah yang lama (purna pakai..) di area belakang kantor Wedono di Ledoksari (sekarang menjadi Puskesmas/Rumah Sakit Tumpang, red). Bukan karena kami terbuang, namun bersamaan dengan itu pembangunan sekolah di Malangsuko (gedung sekolah anyar) mulai digelar.

Praktis, para guru pengajar pun ‘riwa-riwi dari Malanguko ke Ledoksari dan sebaliknya. Pun hal itu dialami para murid 2 kelas tersebut, kalo upacara hari Senin pagi, kami (2 kelas) kudu hadir di sekolah Malang Suko yang sudah menjadi ‘pusat pemerintahan’. Alhasil, bubaran upacara bendera, kami semua harus jalan balik ke Ledoksari (Sekolah Kidul Pasar) untuk melanjutkan pelajaran.

Sampai pada suatu ketika, kelas IPA-2 … yang mana saya termasuk didalamnya… pas upacara hari Senin pagi, kami sekelas nggak dateng ke Malangsuko…mogok kecil2-an critane. Sengaja terlambat, biar nggak melok upacara, hehehe. Bandel koen yo..!? Bener perkiraan kami…., pas bubaran upacara… kami baru nongol.Kontan, wali kelas kami (Pak Warisan, kalo nggak salah) langsung ambil mimik geram, marah sekaligus malu karena anak asuhnya pada mbalelo (lucunya lagi, seorang temen kami Sumari (alm) adalah adik kandung dari pak Warisan, betapa malunya dia. Tak ayal, Sumari langsung ngumpet nggak wani ketemu. Eh, ada yang nyeletuk, “Disuruh Sumari, Pak..!" Gerrrrr….yg lain pada ketawa…. (tapi Pak Warisan sudah berlalu..)

Akhirnya, kami pun disuruh upacara dewe, wis srengenge wis munggah, panas lah ! Eh, dasar pada nekad, kami sekelas malah kompakan plesir ke Sumber Wringin, ke kolam renang Wringin Anom. Wuih, segerrr iki rek, bubaran diomelin, dongkol, entar kita bisa langsung byurr...!
Berangkatlah rame-rame, yang cowok2 ada yang jalan kaki, nunut sepeda motor, yang cewek2 dinaik-in dokar, siplah !
Eh, ujug-ujug ditengah jalan, mak njemumuk sekonyong-konyong koder (walah..!!) koq ndilalah kepethuk pak Moh. Sirat (guru Bhs. Indonesia) yang tinggalnya juga di daerah Wringin Anom, mau berangkat ngajar ke Sekolah. Hemmm.... dasar, apess ! Mau nggak mau beliau pun bisa berkicau, loh..! (wah, iki pakai gaya bahasa opo yo, wis lali aku Pak..?!). Entahlah.. apa yang nanti akan terjadi... the show must go on aja. Kamipun bersenda gurau di kolam Sumber ringin sak kesel-e seolah tanpa beban, tanpa dosa ! Sampai akhirnya kami pun kembali ke sekolah Kidul Pasar.

Hal yang dikhawatirkan pasca kepergok pak Sirat pun tiba. Kami disambut oleh guru PMP (kalo’ gak salah...) pak sopo yo ...wis lali aku, duh..! (mesti sing dimaksud iki Pak Chudlori Hasyim, red). Pokok-e langsung disemprot dengan pendidikan etika, ditatar moral, mental Pancasila, P4, GBHN, dll-l
ah..! mailto:*&^&$#@&@$ @*&%$@&@^@ &^ (*&@ (^*%@^@ Gak tau sopan santun, liar, nah loh ! Cercaan demi cercaan, hardikan demi hardikan kami terima dengan legowo, temen2 cewek hanya bisa menunduk dg mata berkaca-kaca (duh, sediiih banget, gitu loh !). Namun keesokan harinya, hukuman tak berakhir sampai disitu.

...................................berhubung kedawan, POTONG DISINI AJA DULU ! (Bersambung)

Labels

Alumni (21) Amerika Serikat (1) Angkatan 1995 (1) Anti Korupsi (1) Arab Saudi (1) Arema Malang (1) Artikel (8) ASEAN (1) ay kusnadi (1) Ayusta (1) Bahasa (2) Balitjestro 2008 (1) Bandung (1) Bank Mandiri (1) Bantuan Operasional Sekolah (1) barongan (1) Basketball (1) bca (1) Beasiswa (19) Berita (3) berita duka (1) BHMN (1) Bimbel (1) Biodiversity (1) Bisnis (1) bisnis online (1) Blog (5) bondan winarno (1) BOS (3) Buku (1) Buku Paket (1) Bulan Bahasa (1) Bullying (1) Bursa Kerja (1) Candi Kidal (1) Class Meeting (1) Dee (1) dollar gratis (1) Dumpul (1) dunia maya (1) Ekstrakurikuler (5) Facebook (2) Fair Play (1) Fisika (1) Friendster (1) Futsal (1) gado gado (1) Global Warming (1) Google (1) Gunung Tabor (1) Guru (10) Gus Dur (1) HUT ke-30 (1) IKAPALA (1) imam gozali (1) Inggris (1) Inspirasi (1) Internet (1) IPB (1) Iptek (3) Istana Negara (2) ITB (1) Jabodetabek (1) Jambi (1) Jawa Timur (4) Jepang (1) jerman (3) Jeru (1) Jilu (1) Jombang (1) Jusuf Kalla (1) Kabupaten Malang (4) kampus (1) karir.com (1) Kegiatan (1) Kelas A4 (1) Kelas XII (1) Kemendikbud (3) Kemendiknas (1) Kemneterian Pendidikan dan Kebudayaan (1) Kepala Sekolah (1) Kesehatan (3) KH. Abdurrahman Wahid (1) Kiat Jitu (1) Komik (1) Komunitas (1) kosmetika (1) Kota Batu (1) Kota Malang (5) Kuliah (1) kuliner (1) kusti (2) launching (1) Lingkungan (1) LIPI (1) Lowongan (1) Lulusan 2008 (1) M. Nuh (1) Mahasiswa (2) Mahasiswa Baru (2) Mahkamah Konstitusi (1) maknyus (1) Malang (3) Malang Raya (1) Malangsuko (1) Malaysia (1) Matematika (1) Mendiknas (1) Mendit (1) Menkominfo (1) Menulis (2) Menulis Ilmiah (1) Minat Baca (1) Motto Kelas (1) nDangdut (1) Nostalgia (2) Otonomi Daerah (1) Pahlawan Nasional (1) pak temun (1) Pancasila (1) panggung terbuka (1) Pelajar (1) Pelajaran (1) Pemerintah (1) Pendidikan (11) Pendidikan Nasional (6) Penelitian Ilmiah Remaja (2) Perbankan (1) Perguruan Tinggi (3) Perguruan Tinggi Swasta (2) Permen Karet (1) Pertamina (2) Pilkada (1) PMP (1) PMR (1) Pornografi (1) pramuka (2) Precet (1) Profil (2) PTN (3) PTS (1) Redaksi (1) remaja (2) reuni (5) Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (3) Riset (1) RSBI (4) Rujak Cingur (1) S-1 (1) S1 (1) S2 (1) S3 (1) Sains (1) Sarjana (1) SBI (1) SD (5) Sejarah (3) Sekolah Hijau (1) Sepakbola (2) sepeda (1) Situs (1) SMA (17) SMA Kebon Tebu (1) SMAN 1 Malang (1) sman tumpang (3) SMANETA (10) Smansa (1) SMK (1) SMKN Turen (1) SMP (4) SNMPTN (2) SNMPTN Online (1) soeharto (1) STT Telkom (1) sugeng hadiono (1) Sukoanyar (1) Surabaya (1) Tahun 2013 (1) Tahun Baru (1) Taiwan (1) Tawuran (1) teknologi (3) Tes Online (1) Tips (5) Tomik HS (1) Trik (1) Try Out Online (1) Tulus Ayu (1) Tumpang (2) UAN (2) UASBN (1) UGM (2) UI (1) Ujian (2) Ujian Akhir Nasional (1) Ujian Nasional (5) Ujian Nasional 2010 (1) Ujian Nasional 2011 (1) Ujian Nasional 2012 (1) UM (1) UMB (1) UN (7) UN 2010 (5) UN 2012 (1) Universitas (1) Universitas Brawijaya (1) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (1) Universitas Paramadina (1) UNS Solo (1) Virus (1) wafat (1) Wakil Gubernur (1) website (2) Wendit Water park (1) Wisata (2) wisnuwardhana-narasinghamurti (1) www.smantumpang.com (1)
Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!