Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Bandung meminta semua pihak agar tidak merekayasa nilai ujian nasional siswa agar lulus. "Jangan katrol nilai (ujian) karena itu pembodohan bangsa ini," kata JK saapan akrab Jusuf Kalla dalam kuliah umum bertema Edupreneurship di Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, hari ini.
Menurut dia, rekayasa nilai ujian bisa membuat siswa merasa tak perlu lagi belajar karena ujiannya nanti dijamin bakal lulus. Akibatnya, siswa sekarang lebih punya banyak waktu luang yang diselingi dengan tawuran.
JK mengingatkan, kualitas pendidikan di Indonesia kini semakin menurun. Dia pernah membandingkan ujian nasional matematika antara siswa tahun 1950-an dengan tahun 2000. "Dulu jauh lebih sulit, sekarang lebih mudah dan pilihan ganda," katanya.
JK dibantu stafnya pernah membandingkan soal ujian nasional matematika tingkat SD dari 3 negara ASEAN. Hasilnya, Indonesia setara dengan Filipina. "Singapura dan Malaysia ujian SD-nya setara dengan SMP di Indonesia, pembuat soalnya dari Oxford," ujar JK.
Menurut JK, Standar nilai kelulusan hanya bisa dinaikkan bertahap 0,5 setiap tahun sejak 2003. Pemerintah memberi kesempatan ujian ulangan agar bisa lulus. Dia mengaku heran dan kaget ketika Presiden digugat oleh orangtua yang anaknya tidak lulus ujian nasional ke pengadilan. "Ujian nasional itu penting untuk menguji apa yang harusnya diketahui siswa. Pendidikan itu harus keras untuk menyelesaikan tugas-tugas belajar," katanya.
***
sumber: TEMPO Interaktif
0 comments:
Posting Komentar